BAB 18 (Friend dan Orang Tuanya)

574 42 0
                                    

Matahari telah menaik menampakkan dirinya, setelah kejadian malam tadi yang menguras tenaga,mental dan pikiran, Jenny dan Lisa sudah pamit pulang jam 7 pagi tadi. Mereka akan pergi mengurus Masalah Friend untuk memasukkannya kerumah sakit jiwa. Nam juga pulang setelah menemani freen sedari dini hari tadi. Orang tua Becca juga pamit pulang sebentar untuk berganti pakaian dan menyiapkan perlengkapan untuk Becca.

Saat ini Freen terlihat masih menemani kekasihnya di dalam ruang perawatan intensif. Freen tak pernah beranjak sedikitpun dari sisi kekasihnya. Tak henti-hentinya freen mencium tangan kekasihnya dengan lembut. Kerinduan pada kekasih hatinya begitu dalam. Freen merindukan sentuhan kekasihnya yang menjadi candunya.

"Babe, apa kau belum puas tidur? Ayo bangunlah. Aku ingin bermain denganmu. Aku kesepian disini.."

"..."

Freen sudah tidak bisa menangis lagi, mungkin saat ini airmatanya sudah mengering karena terus menerus menangisi Becca sejak awal kejadian yang menimpanya. Apalagi freen merasa ini adalah kesalahannya, yang membuat sang kekasih terbaring tak sadarkan diri seperti ini.

Setelah beberapa saat orang tua Becca datang membawa perlengkapan Becca dan makanan untuk Freen. Mrs. Armstrong memeluk Freen untuk menguatkannya dan memberinya support. Mrs. Armstrong memandang wajah kekasih anaknya itu dengan tatapan sedih. Ia tahu betul bagaimana rasa takut dan khawatir yang dirasakan freen saat ini.

"Sweetheart sebaiknya kau pulang dulu untuk beristirahat. Mommy tidak ingin kau sakit karena terus-terusan menunggu Becca disini".

"Tidak mom, biarkan aku disini menjaga Becca, aku tidak ingin saat ia sadar nanti aku tidak ada disampingnya.."

Mrs. Armstrong sedih mendengar perkataan Freen, sungguh ia tau jika gadis di depannya ini sangat mencintai anaknya. Begitupun dengan anaknya yang sangat mencintai kekasihnya ini hingga berani mengambil langkah seperti ini. Mereka benar-benar saling mencintai, cinta mereka terlalu dalam untuk satu sama lain.

"Freen, mommy tidak ingin saat Becca sadar nanti ia marah pada mommy, ia berpikir jika mommy menyiksamu. Lihatlah dirimu, kau seperti kurang istirahat. Pulang dan beristirahat ya sweetheart.."

"Tapi mom.."

"Sweetheart, mommy tidak ingin kamu juga sakit. Cukup Becca saja. Kau tahukan mommy juga menyayangimu seperti Becca.."

Setelah memikirkan perkataan Mrs. Armstrong, freen mengangguk dan pamit untuk pulang ke apartemennya untuk beristirahat sebentar dan membersihkan dirinya, baru setelah itu ia akan kembali lagi ke rumah sakit menunggu sang kekasih untuk sadar kembali. Namun saat hendak pergi, Mrs. Armstrong memegang lengan freen dan menghentikannya.

"Freen, ini bawalah.."

Mrs. Armstrong memberikan Kartu debit milik Becca padanya.

"Mom, apa ini?"

"Ini adalah kartu debit milik Becca, kau bisa menggunakannya.."

"Aku tidak membutuhkannya mom, aku masih memiliki uang. Tabunganku masih banyak.."

"Tidak sweetheart, semalam sebelum kejadian, Becca menelpon mommy dan meminta izin untuk memberikan hadiah ulang tahunnya padamu. Mungkin ia tidak sempat mengatakannya padamu.."

"..."

"Dan Becca sudah mengubah Pinnya menjadi tanggal lahirmu. Ini ambilah.."

Freen kembali menangis saat ini. Ia tidak menyangka bahwa kekasihnya memperlakukannya begitu baik seperti ini. Ia kemudian memeluk Mrs. Armstrong dengan erat dan menangis dipelukannya. Mrs. Armstrong juga memeluknya tak kalah erat.

"Aku tidak tahu harus berkata apa lagi mom, Becca begitu baik padaku. Bahkan ia dengan gampang mempertaruhkan nyawanya seperti ini.."

"Itu semua karena rasa cintanya padamu, dia benar-benar takut kehilangan dirimu.."

Lean On Me (Freenbecky) Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon