PROLOG

976 40 0
                                    

Rebecca Armstrong dan Friend Torfan bersahabat sejak mereka masih SMP dan berlanjut hingga saat ini. Keduanya menjadi dekat saat mereka sama-sama terpilih untuk mewakili sekolah mereka dalam ajang perlombaan karate tingkat nasional. Orang tua keduanya juga orang terpandang di Bangkok, dimana orang tua becca adalah pemilik Armstrong group yang bergerak dibidang property, sedangkan orang tua friend memiliki bisnis di bidang fashion.

Disekolah mereka dijuluki sebagai pasangan idola karena persahabatan mereka yang benar-benar sangat dekat, dan bahkan mereka jarang bergaul dengan yang lainnya. Bukan karena sombong, tapi siswa-siswi lainnya merasa minder. Ya, mereka hanya bersahabat berdua.

Becca gadis farang campuran thailand-inggris memiliki hidung mancung, lesung pipi, dan mata berwarna hazel bak barbie dunia nyata, membuat ia disukai oleh kaum adam. Sedangkan friend walaupun ia seorang perempuan tapi wajahnya yang terkesan cantik dan tampan secara bersamaan di tambah dengan gaya berpakaian yang cool menjadikannya idola kaum hawa disekolahnya.
.
.
.
.
Bel istirahat telah berbunyi. Tanpa menunggu lama friend mencari sahabat baiknya itu ke kelasnya. Bagi friend becca adalah orang yang paling ia sayangi. Friend sebenarnya menyukai becca. Namun ia tidak berani mengungkapkannya karena takut becca akan menjauh darinya.

“Beccaaaa, beccaaaa…” friend memanggil sambil berteriak dan berlari menghampiri sambil memeluk bahu becca.

“Hei bodoh. Kenapa harus memanggil sambil berteriak!”

“Aku memanggilmu lebih dari seratus kali, tapi kamu tidak mendengarnya!”

“Benarkah?”

“hum, dasar bodoh! Makanya kalau jalan jangan sambil ngelamun, giliran dipanggil jadi budek”

“huh, sialaaan…”
“yuk, kantin…” ajak friend.

Mereka berjalan menuju kantin untuk istirahat dan mengisi perut mereka dengan makanan. Sambil menunggu pesanannya datang, friend yang duduk di hadapan becca memperhatikan becca dengan senyum diwajahnya. Bahkan banyak siswa-siswa mencuri pandang dan saling berbisik melihat keduanya. Bagaimana tidak, dua orang sahabat yang digandrungi oleh siswa-siswi lainnya berada disatu tempat dalam satu frame. Sangat memanjakan mata. Itulah yang terlintas dibenak mereka yang ada disana. mereka terlihat sangat asik bercerita.

“Kamu sudah tau akan masuk kuliah Dimana?” friend bertanya dengan antusias.

“sepertinya aku akan berkuliah di Rangsit University, kenapa bertanya?”

“tidak. Hanya saja aku sepertinya juga akan berkuliah disana…”

“benarkah? Wah, sepertinya kau tidak ingin jauh dariku…”

Deg. Deg.

Friend tidak menjawab dan tidak membantah sama sekali. Ia hanya tersenyum simpul. Sejujurnya apa yang dikatakan becca adalah benar. Ia berkuliah hanya akan mengikuti kemanapun becca akan berkuliah. Karena baginya berada disisi becca membuatnya bahagia. Ya, becca gadis farang yang dicintainya

***

Dilain tempat freen sarocha adalah gadis cantik dan pintar yang selalu menjadi juara disekolahnya. Wajahnya yang cantik dan tampan secara bersamaan membuatnya terkesan dingin dan cuek. Memiliki mata yang indah dengan tatapannya sayunya yang tenang.

Orang tua freen sudah lama meninggal karena kecelakaan lalu lintas sepulang mereka berlibur disebuah villa dengan pemandangan pantai yang indah. Tragedy itu menyebabkan orang tuanya meninggal di tempat, sedangkan ia sempat koma selama 2 bulan. Selama masa pemulihannya ia dirawat oleh bibinya, saudara dari ayahnya. Namun setelah sembuh total akibat kecelakaan tersebut, ia memutuskan untuk kembali tinggal dirumahnya. Ya rumah orangtuanya. Ia hanya tidak ingin menjadi beban dikeluarga bibinya mengingat bibinya memiliki 3 anak yang masih kecil di tambah suami bibinya yang hanya berprofesi sebagai guru SD.

Tragedy tersebut menjadikan freen anak yang sangat pendiam, cuek, dingin namun mandiri. Semua itu ia lakukan agar tidak membagi fokusnya dalam meraih cita-citanya. Ia hanya ingin cepat-cepat selesai sekolah dan kuliah agar cepat bekerja dan dapat bertahan didunia yang kejam ini. Setidaknya jika memiliki pekerjaan dan penghasilan dia juga bisa balas budi kepada bibinya karena telah merawatnya dengan sabar selama koma dulu.

Untuk biaya kebutuhannya sehari-hari ia masih memiliki Tabungan yang lumayan dari peninggalan orang tuanya. Ditambah uang yang diberikan oleh Perusahaan tempat ayahnya bekerja karena ayahnya memiliki jabatan yang lumayan tinggi diperusahaan. Dulu. Selain itu freen juga terkadang mengajar les private.

Disekolah ia hanya memiliki Nam sebagai sahabatnya. Mereka sudah berteman sejak kecil. Nam merupakan tetangganya dulu. Orang tua Nam memiliki bisnis rumah makan. Di Bangkok. Namun Nam harus pindah rumah setelah SMA karena orang tuanya membuka cabang baru bisnis mereka. Alasannya agar mereka dengan mudah dapat mengontrol bisnis keluarga mereka.

“Freen, apakah kau sudah memikirkan ingin berkuliah Dimana?” tanya Nam.

“Entahlah, sepertinya di rangsit university”

“waahh, anak pintar memang tidak perlu di ragukan lagi…”

“Itu karena aku mendapatkan beasiswa untuk berkuliah disana”

“…”

“kau tahu kan, gimana keadaan ekonomiku sekarang!”

“iya, aku paham. Uhh..aku bahkan tidak tahu akan diterima dimana dengan otak yang pas-pasan ini..” lirih nam.

“haha. Walaupun kau tidak berkuliah, tapi kau sudah lahir dengan sendok emas dimulutmu, kau bahkan bisa ikut terlibat langsung dengan bisnis keluargamu”

“tapi tetap saja freen. Aku ingin kuliah biar terlihat keren…”

huh, dasar Nam, apa-apaan kuliah hanya agar terlihat keren…” batin freen sambil menggelengkan kepalanya.

***

Lean On Me (Freenbecky) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang