027

1.4K 136 19
                                    

”Pengen beliin, tapi ko saya tiba-tiba takut liatnya.”

Baru saja Pasha menaiki motor milik Mahira dan melepas standard, namun terhenti menyalakan mesin ketika Guntur mengatakan takut, ”tiba-tiba takut kenapa? Aneh deh.”

”Saya duduk dibelakang boleh gak sih?”

Pasha melototkan mata, bukannya jawaban yang ia dapat, justru Guntur menepuk pelan jok belakang motor.

”Enggak! Badan mas Guntur tuh gede banget tau.”

” ... Yang ada aku oleng,” ujar Pasha lagi dengan nada pelan.

”Iya sih, saya lebih cocok bawa kendaraan harga 10M itu.”

Guntur menunjuk Mustang Shelby miliknya yang terparkir rapi, Pasha terdiam, nada bicara Guntur memang tidak terdengar bercanda, tapi 10M? Itu semua betulan uang kah?

”Se ... puluh Miliar?”

Dengan santai Guntur menganggukkan kepala.

”Kamu di depan, saya dibelakang, tunggu.”

Kemudian Guntur melangkah menuju mobilnya, tanpa tau jika Pasha yang sempat gagap berbicara beberapa detik lalu hanya karena mendengar jumlah uang yang Guntur sebutkan hanya mendapat satu buah mobil yang ia pikir biasa-biasa saja wujudnya. Ketika mendengar klakson mobil, Pasha segera menyalakan mesin motor Mahira dan melajukan kendaraan roda itu, mencoba fokus pada jalanan.

Hingga ketika sampai gerbang sekolah, Pasha menghentikan laju motor di sisi kanan sebelum menyebarang, membiarkan Guntur mensejajarkan mobil yang sedang ia kendarai dengan motor yang ia pinjam, ”baby, saya kayaknya pulang malem.”

”Okay,” jawab Pasha singkat.

Gadis itu sesekali menunduk menghindari panas matahari.

”Nanti sore dateng guru privat bahasa Inggris, ngobrol aja dulu sama dia sebelum saya dateng ya,” ujar Guntur tanpa turun dari kendaraan mahalnya itu, Pasha hanya mengangguk seraya tersenyum, senyuman yang mampu membuat Guntur terbius saat itu juga, senyuman yang begitu tulus dan polos, mendengar harga mobil saja terkejut. Gemas sekali rasanya.

”Okay mas.”

”Beneran motornya mau yang di foto aja?”

”Iya, tapi kalo gak ada unit yang itu, matic juga gapapa ko.”

”Emang suka motor matic?” tanya Guntur lagi.

”Enggak sih.”

”Yaudah saya usahain biar dapet.”

”Makasih, yaudah aku ke sekolah ya.”

”Iya, i love you.”

Guntur menutup kaca seraya tersenyum kemudian berlalu dari sana. Pria itu tidak tau saja jika Pasha menekan dada, dia tidak salah dengar kan dengan ucapan terakhir yang keluar dari mulut manis itu?mengorek telinga dengan telunjuk, Pasha hanya memastikan jika telinganya tidak terhalangi apapun yang membuat pendengarannya berkurang.

Setelah dirasa tidak ada apapun yang ada di telinganya, Pasha menggas motor yang ia kendarai kembali, menyebrang ke kanan memasuki area sekolah menuju parkiran yang luas.

Baru saja turun, ia mendengar suara motor menyusul dimana ada Mahira yang duduk di boncengan motor Ninja Farhan.

Oh, Mahira pacar Farhan. Wow, ketua OSIS.

Melihat Pasha di parkiran, Mahira menggaruk sebelah pelipis kemudian turun dari motor tinggi milik pacarnya, Farhan pun turun kemudian melenggang pergi tanpa mengatakan apapun, atau sekedar pamit pada temannya ini.

[#2] GUNTUR ASKA BUMI Where stories live. Discover now