Dia nico?

114 81 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Dalam diam, cinta bisa tumbuh tanpa terkekang oleh kata-kata yang mungkin hanya mengganggu kedamaian." "etika cinta diungkapkan dalam diam, itu adalah tanda kebesaran hati yang mampu meredakan segala kegelisahan."
-Ali bin Abi thalib-

Chapter 07: Dia Nico?

Alora hingga saat ini masih belum bangun dari pingsan nya semua nya tengah mendoakan alora untuk segera sadar dari pingsan nya. Bahkan dika yang not bad nya seorang atheis ikut mendoakan alora, entah dia berdoa kepada siapa.

Mereka terus memanjatkan doa agar alora cepat sembuh, dan pulih kembali. Teman teman kelas nya tengah menemaninya di ruang tanpa ada seseorang pun yang ingin membuka suara , sejak kemarin mereka semua belum menyadari bahwa, kemarin malam aditya tidak berada dalam kawasan villa.

Tak ada seorang pun yang memperdulikan nya.

Dia terlalu jahat untuk di pedulikan hanya itu yang mereka pikirkan tentang aditya yang ringan tangan kepada siapa pun itu.

"Gue udah bilang pihak sekolah, nanti malam mereka akan bawa alora ke rumah sakit" Arsen membuka suara, sembari memperhatikan mereka yang sama sama sibuk dengan dunia nya sendiri.

Nico mengangguk kan kepala nya membalas ucapan arsen tapi di mata nya tersirat sesuatu yang entah apa makna yang terkandung di dalam nya.

Haura bangkit dari duduk nya seluruh mata mengarah kepada Haura "gua ijin cari makan, kalian mau titip? " Haura berujar dengan nada yang lembut.

"Terserah lo aja " Ucapan dika membuat Haura mengangguk kan kepala nya mengerti, lalu pergi meninggalkan ruangan putih itu tak lupa mengucapkan salam .

-7-

Pukul satu subuh, kini Haura tengah berjalan menyusuri lorong lorong vila yang tengah tujuh sekawan itu di tempati, ah lebih tepat nya seluruh Siwa Sma Nusantara Indonesia kelas 12 .

Beberapa lampu masih ada yang menyala namun dengan keadaan lampu yang remang remang langkah kaki dari ketukan sepatu putih milik Haura yang sudah sedikit kotor terkena pasir putih.

"Kita sama veronica... "

Entah siapa yang mengucapakan hal itu, tapi hal itu membuat bulu kuduk haura berdiri , Haura menggeleng kan kepala nya cepat mencoba mengusir pikiran negatif milik nya namun usaha Haura gagal.

Bagaimana jika itu hantu Istighfar ra, astaghfirullah ya allah lindungi hamba mu ini. Batin haura yang menenangkan pikiran nya, namun selalu gagal.

Sembari tangan nya mengelus lehernya sendiri, dadanya sudah naik turun dengan mata yang memandang sekitar nya dengan waspada.

Kaki nya sudah bersiap untuk berlari secepat mungkin, tetapi seluruh tubuh nya terlalu takut untuk menggerakkan tubuhnya sendiri, otak nya terlalu malas mencerna.

7 kartu kematian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang