Yang di sembunyikan

100 69 6
                                    

  "Jagalah iman, jangan sampai ia terlepas layaknya burung yang terlepas dari sangkarnya, sebab tidak akan mudah mendapatkannya kembali apabila ia sudah terbang jauh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

  "Jagalah iman, jangan sampai ia terlepas layaknya burung yang terlepas dari sangkarnya, sebab tidak akan mudah mendapatkannya kembali apabila ia sudah terbang jauh."
- Lavrenka Athala zolanca-

Chapter 09: Yang di sembunyikan

"Bukan nya tanya satpam yang nemuin tubuh nya si Aditya, malah nanya sama kita. Emang bener bener tuh mereka,pengen gue hajar rasanya" Desis Nico dengan penuh penekanan, dirinya tak Terima dengan perkataan bu via.

" Mereka punya otak , tapi ternyata gak punya " sahut Haura ikut menimpali perkataan Nico yang terdengar hingga ke telinga nya.

" Guna nya otak mereka tuh,cuma buat ngitung duit hasil korupsi " Ejek Haura dengan kakehan kecil, arsen pemuda itu datang dengan berjalan santai dan duduk di sofa dengan tenang, tapi tak seperti pikiran nya yang sudah kacau sedari kemarin.

"Udah gak usah di permasalahkan " Arsen berusaha untuk menenangkan kedua teman nya yang sedang mengata ngatain para guru.

"Tapi sen, lo denger sendiri kan tadi mereka ngatain kita " Seru Nico dengan menatap nyalang arsen, yang dirinya rasa berada di kubu lawan alias guru guru dan pihak sekolah.

"Apa lo di pihak lawan? " Tanya Dika sembari mengangkat alis nya satu dengan tangan sebagai penyanga kepalanya dan kaki yang di Tekuk ke atas.

"Gue gak di pihak lawan, maupun di pihak siapa pun " Katanya dengan penuh keyakinan, dirinya tak ingin memihak siapa pun itu.

"Lo , sen harus di pihak kita " Ujar Haura dengan penuh penekan di setiap kalimat nya, dirinya masih memeluk Zola begitu dirinya tau bagaimana keadaan mereka saat ini.

"Jangan, maksa arsen ra dia juga punya pendirian nya sendiri " Bisik Zola kepada haura yang masih memuaskan matanya menikmati elusan di punggung nya.

Haura mengantuk samar "iyaaa, ola " Keduannya masih saja berpelukan membuat dika menatap nya dengan pemikiran yang sudah ke arah negatif.

"Kalian Gl ? " Tanya Dika dengan heran dan tatapan yang menyiratkan, seperti tak suka dn merasa aneh melihat mereka yang berpelukan dengan erat , keduanya seperti perangko yang selalu menempel.

" Enteng bener tuh mulut " Desis Haura dengan tajam, sembari menatap Dika dengan raut tak suka yang benar saja dirinya masih menyukai lawan jenis , dirinya juga tak tau kenapa ia bersikap manja seperti tadi tapi pelukan itu terasa sangat nyaman dan hangat.

" Ya kan, siapa suruh pelukan dari tadi gak lepas lepas kan jadi orang orang mikir yang aneh aneh tentang kalian "sarkas Dika dengan tatapan mengejek, kedua kaki nya di angkat di atas meja tangan di lipat di depan dada.

" Lah terus masalah buat lo, hah! " Haura berjalan ke depan dika, "iya lah, bikin reputasi kelas hancur lebur "

"Emangnya kelas kita punya reputasi " Ejek Nico, laki laki itu melihat mereka dengan tatapan bertanya, serta ekspresi mengejek yang di tunjukan untuk arsen.

7 kartu kematian Where stories live. Discover now