30 ☠ Impromptu Meeting Plan

11 2 2
                                    

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



"Davin, ihh! Bisa nggak sih nunggu aku selesai telepon dulu?"

"Ck! Ini kenapa juga kamu kirim pap kita ke Bang Zevin? Nanti dia mikir yang macam-macam gimana?!"

Davin mengabaikan ocehan gadis di pelukannya dan terus saja sibuk dengan kegiatannya menciumi pundak terbuka Kirei. Aroma harum mawar dari sabun mandi yang dipakai oleh Kirei membuat Davin tak bisa berhenti untuk menghirupnya. Bagai candu, laki-laki itu tidak akan pernah bosan dengan semua hal tentang Febrina Callista Kirei.

"Davin!"

"Hm?"

Hanya itu ...

Buk!

... dan satu bantal sudah mendarat di wajah tampan sang raja basket jalanan. Davin mengaduh sebelum menjauhkan sedikit wajahnya dari area bahu Kirei. Menatap ekspresi sang dara yang tengah cemberut dari arah samping.

"Apa?" Davin pun akhirnya memilih mengalah.

"Hentikan itu! Kita punya hal yang lebih penting untuk dilakukan!"

Ucapan menggebu-gebu Kirei membuat Davin mengangkat sebelah alisnya. Hal macam apa yang dimaksud gadis itu? Seingat dia, Kirei belum memberitahunya apapun.

"Hal apa?"

"Tentu saja mencari tahu siapa dalang dibalik semua masalah ini!" Tatapan berkilat-kilat terpancar dari mata kecoklatan Kirei. Gadis itu tampak bersemangat sekali saat mengatakannya. "Aku benar-benar tidak akan melepaskan mereka yang telah mengusik para anggotaku."

Tanpa Kirei sadari, Davin memutar bola matanya malas karena ucapan penuh semangat gadis itu. Karena ia tahu, Kirei tidak akan bisa melakukan apapun selama gadis itu ada di bawah kendalinya. Ia tidak peduli dengan anggota Psycho Elite yang lain, karena tujuannya hanya gadis dalam rengkuhannya ini.

"Kamu bisa melakukan itu nanti, Rei. Kamu juga bisa memerintahkan para anggotamu untuk melakukannya tanpa harus turun tangan sendiri, 'kan?"

Perkataan Davin memunculkan satu decakan tak suka dari bibir mungil Kirei. Ucapan sarkas laki-laki itu seolah mengatakan kalau apapun yang ia usahakan akan berakhir sia-sia. Ia hanya tidak terima dengan masalah yang menimpa anggotanya. Terlebih jika itu memang ulah dari seseorang-seperti yang dikatakan oleh Bang Zevin.

"Kamu memang selalu seperti itu, Davin. Menjauh dariku." Kirei melepas paksa rengkuhan laki-laki itu pada pinggangnya dan beranjak berdiri dari atas kasur king size milik Davin. "Aku bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan darimu jika kamu memang tidak ingin melakukannya."

Davin terdiam. Tidak berniat mencegah ataupun mengejar sosok gadis yang kini sudah memungut barang-barangnya dan keluar dari apartemennya itu.

Brak!

NEXT PSYCHOWhere stories live. Discover now