29 ☠ Zevin's Confusion and Conjecture

12 2 1
                                    

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Dennata Alea.

Gadis yang baru saja menutup panggilan telepon dari Jhovando Dirgantara itu menatap benda pipih dengan logo apel tergigit tersebut dan memasukannya ke dalam saku celana. Itu adalah ponsel milik Alzevin Giordano yang tidak sengaja ia temukan saat melewati perbatasan negara untuk memeriksa beberapa bisnis kecilnya.

Dennata jelas tahu siapa itu Alzevin. Sang pemilik AGA Company yang namanya cukup dikenal luas di kalangan pebisnis. Terlebih lagi, Zevin juga dekat dengan Kirei-seorang teman yang cukup dikaguminya diam-diam.

Yang membuatnya penasaran, bagaimana bisa ponsel pemilik AGA Company ditemukan di dekat perbatasan negara? Apakah pria itu akan pergi keluar negeri atau justru baru saja datang dari luar negeri?

Dennata tidak tahu dan tidak mau tahu. Namun yang jelas, ia harus mengembalikan ponsel ini kepada pemiliknya, dan Jhovando Dirgantara adalah perantara yang cocok untuk itu.

"Permisi, bisakah saya membuat laporan?" Gadis dengan kemeja kotak-kotak dan celana jeans putihnya itu tersenyum pada seorang bapak polisi yang tengah berbincang dengan satpam di depan gapura kantor.

"Ohh, tentu. Silakan ikuti saya, Nona."

Dennata mengangguk sambil menyelipkan sedikit anak rambutnya ke belakang telinga dengan langkah kaki mengikuti sang polisi yang tampak gagah dengan seragam dinasnya tersebut.

"Jadi, apa yang bisa saya bantu?"

"Begini, Pak. Saya ingin mengembalikan ini." Dennata mengeluarkan ponsel dengan merek apel tergigit itu pada sang polisi. "Nanti akan ada seorang pria bernama Jhovando Dirgantara yang mengambilnya kemari."

☠☠☠

Tut ... tut ... tut ...

"Ck! Sial!"

Zevin membanting ponselnya ke atas sofa karena terlampau kesal. Dua puluh panggilan keluar, dan tidak ada satu pun yang dijawab oleh papanya.

"Sebenarnya ke mana perginya mereka?"

Pria dewasa itu jelas dibuat kebingungan saat tak mendapati eksistensi sang adik dan papanya begitu sampai di rumah setelah menempuh perjalanan udara dari Paris ke Indonesia. Terlebih, keduanya sama-sama tidak bisa dihubungi. Zevin juga sudah bertanya pada beberapa orang yang mungkin saja tahu tentang keberadaan kedua orang paling berharga dalam hidupnya setelah almarhum sang mama itu. Namun tidak ada satu pun dari mereka yang tahu.

Ini sudah malam, dan Zevin sempat mendapat laporan dari beberapa tetangga kalau ada banyak media yang ke rumah mereka untuk mencari informasi tentang kasus sang adik. Harus ia akui, ini benar-benar di luar prediksinya. Ia kira, Deadlock Gang hanyalah sekumpulan remaja iseng yang kebetulan menjadikan Psycho Elite sebagai sasaran permainan mereka.

NEXT PSYCHOWhere stories live. Discover now