19 ☠ Sick but Like

14 2 3
                                    

⚠ WARNING ⚠
Part ini mengandung adegan manis yang bisa membuat para jomblo gigit jari. Jadi harap tenang dan jangan tantrum sendiri.

 Jadi harap tenang dan jangan tantrum sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Davin dibuat mengernyit saat baru saja terbangun di pagi hari dan mendapati Kirei yang tertidur di sampingnya bagai koala dengan kedua mata sembab serta hidung memerah. Davin menyentuh pipi sang gadis, dan laki-laki itu terkejut begitu mendapati suhu tubuh Kirei yang sangat panas.

Sebenarnya apa yang terjadi dengan gadis ini?

Davin melepaskan pelukan erat Kirei pada perutnya, lalu beranjak bangun untuk mengambil sebaskom air beserta kain kompres. Ia juga memasakkan sedikit bubur dan juga air hangat untuk sarapan. Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Davin guna menyiapkan itu semua. Sebagai seorang anak sulung yang selalu dituntut siap siaga ketika di rumah, ia jadi sudah terbiasa melakukan pekerjaan dengan cepat.

Kecemasan bisa Davin lihat begitu ia kembali dari dapur dan menatap wajah Kirei di atas tempat tidur. Gadis itu terlihat gelisah dalam tidurnya. Entah apa yang sebenarnya terjadi, tapi ia yakin kalau Vino pasti sudah bergerak saat ini.

"Eung .."

Manik kelam Davin menatap sosok Kirei yang tiba-tiba melenguh dan mengerutkan kening. Kelopak dengan bulu mata lentik itu mengerjap pelan. Menampakkan manik cokelat madu yang begitu menawan.

"Davin? Kamu sudah bangun?"

Suara serak khas bangun tidur Kirei terdengar mengalun lembut di telinga seorang Abryan Davin.

"Hm, begitulah."

"Kenapa tidak memberitahuku kalau kamu sudah pulang semalam?"

Davin tidak menjawab. Laki-laki itu memilih membantu Kirei mendudukkan dirinya dan bersandar di kepala ranjang dengan hati-hati. Ia tahu kalau kepala Kirei pasti pusing saat ini, karena gadis itu terus saja meringis pelan.

"Hei, aku bertanya padamu." Kirei cemberut karena pertanyaannya tidak direspon oleh Davin.

Cup!

Davin mengecup bibir cemberut gadis di depannya sebelum mengangkat tubuh mungil Kirei beserta selimut yang masih melilit gadis itu dan mendudukkannya di sofa. "Makan dulu." Laki-laki dengan pakaian santainya itu mengambil mangkuk berisi bubur yang telah ia buat tadi dan menyodorkannya pada Kirei.

Mendapat perlakuan demikian, membuat sosok gadis dengan lesung di pipinya itu semakin cemberut karena ia harus makan bubur di pagi hari. Kirei tidak suka bubur. Apalagi jika harus makan bubur saat sedang sakit.

"Aku nggak mau bubur ..."

Davin menghela napas. Tingkah manja sang tuan putri memang akan meningkat drastis ketika sedang sakit, dan setahun terakhir mengenal Kirei, tentunya Davin sudah tahu apa yang harus ia lakukan di saat seperti ini.

NEXT PSYCHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang