16 ☠ So, Arial or Them?

14 2 2
                                    

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



"AL?"

Anggukan Geovan membuat Kirei semakin mengerutkan keningnya. Ia seketika teringat dengan sosok Arial. Karena AL adalah inisial yang selalu digunakan Arial di setiap pembunuhan yang dilakukan pemuda itu. Ia sudah mengetahui ini sejak lama, dan Arial sendiri yang menceritakan itu padanya.

Nggak mungkin kalau Arial pelakunya, 'kan? Inisial AL kan bisa memiliki banyak arti.

"Terus kata Zen gimana? Pengirim email berinisial AL itu mau diselidikin?"

Geovan menjentikkan jarinya. "Begitulah. Zen masih nyoba buat selidikin email itu. " Laki-laki jangkung itu menegakkan tubuhnya sebelum berjalan ke arah meja dapur dan menunjukkan email misterius yang ia abadikan di dalam ponselnya itu pada Kirei. "Tapi lo familiar nggak sih sama inisial AL itu, Rei?"

Kirei terdiam, ia tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan Geovan. Jelas saja jika Geovan merasa familiar, karena saat marak-maraknya pembunuhan tahun lalu, sang pelaku selalu menuliskan inisial AL di Tempat Kejadian Perkara. Sementara AL yang Kirei tahu ya Arial.

Arial Giovandra.

Tapi nggak mungkin Arial ... dia tidak akan berani melakukan hal semacam itu.

"Sebenarnya gue kenal sama seseorang yang selalu gunain inisial itu, tapi nggak mungkin itu dia." Kirei menggigit ujung jari jempolnya dengan otak yang terus berpikir akan kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi.

"Apa?"

"Lo inget pembunuhan yang terjadi sama para tikus berdasi setahun yang lalu, nggak?"

"Gue agak lupa-lupa inget, sih." Geovan mengerutkan keningnya dan berujar ragu. "Yang dimutilasi secara acak dan mayatnya dipamerin di alun-alun kota itu, bukan?"

Kirei menepuk tangannya dengan semangat. "Nah, iya! Itu dia yang gue maksud!"

"Tapi setahun terakhir nggak ada aksi apapun dari dia, tuh. Atau dia emang sengaja nyusun rencana buat-"

"Enggak, Geo." Kirei memotong perkataan Geovan dengan cepat. "Gue yakin bukan AL yang itu pelakunya. Dia cuma bocah ingusan."

"Jadi lo beneran kenal sama itu pembunuh berinisial AL?" Oke, Geovan benar-benar merasa penasaran sekarang. Dari mana juga Kirei bisa mengenal si pembunuh ceroboh itu?

"Iya, gue kenal sama orangnya. Tapi gue yakin kalo bukan dia pelakunya."

Bukan tanpa alasan kenapa Kirei merasa begitu yakin. Karena setahun lebih mengenal Arial, pemuda itu bukanlah tipe musuh yang akan menyerang dari jarak jauh—seperti kasus Bang Nathan kemarin. Lagipula, ia tidak menemukan adanya motif yang bisa digunakan Arial untuk menyerang Bang Nathan.

"Kenapa lo bisa seyakin itu? Nggak ada yang tahu isi hati orang, Rei."

Ya, Geovan memang benar. Tidak ada yang tahu isi hati seseorang, tapi ia sangat yakin kalau bukan Arial pelakunya. Jika memang Arial, Bang Zevin pasti adalah orang yang pertama kali akan menemukan dan menangkapnya.

NEXT PSYCHOWhere stories live. Discover now