08 ☠ The Girl's Bad Side

24 4 5
                                    

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Nata Noel Nightclub, at 22.00 PM.

Klub malam yang terletak di pinggiran kota itu selalu tampak ramai setiap harinya. Terlebih di weekend seperti ini.

Kirei menatap satu per satu keramaian di sekitarnya sembari meminum wine miliknya. Ia sudah menghabiskan sebotol wine selama 30 menit terakhir, dan ini merupakan botol keduanya. Wajah manis gadis itu sudah tampak memerah karena efek mabuk, tapi Kirei masih memiliki sedikit kesadaran saat seseorang menariknya ke lantai dansa.

Kirei bisa menangkap aroma musk dari seorang pria dengan tangan besarnya yang melingkar erat di pinggangnya. Ia mendongak, mencoba mencari tahu siapa pria yang dengan lancang telah menyentuh dan membawanya ke lantai dansa. Namun pandangannya yang memburam menyulitkan Kirei hingga membuat gadis bergaun merah darah itu merengut kesal.

"Kau siapa? Kenapa aku tidak bisa melihat wajahmu dengan jelas?" tanya Kirei sembari meraba rahang tegas di depannya. Kirei terpaksa harus sedikit mendongak karena perbedaan tinggi mereka.

"Gadis nakal. Sudah berapa kali kuperingatkan untuk tidak pergi ke tempat seperti ini lagi, hm?"

Sudut bibir Kirei terangkat ke atas saat mendengar suara yang sangat dikenalinya. "Kenapa kau terus ikut campur dengan urusanku, Davin? Benar-benar lancang."

Ya, pria itu adalah Davin.

Abryan Davin Darendra yang kini kembali menarik Kirei untuk keluar dari lantai dansa dan mendudukkan gadis yang sudah setengah sadar itu di salah satu sofa yang ada di klub malam tersebut.

"Lebih baik kau diam di sini, dan jangan minum lagi." Davin langsung menarik botol vodka—yang entah milik siapa—itu dari jangkauan Kirei. Gadis dengan rambut panjangnya yang sengaja digerai itu kembali merengut dan mulai mengeluarkan rengekan menyebalkannya.

"Aaaa, tapi Kirei mau itu. Sedikiiiitt ajaa. Boleh, ya?" Kirei mengeluarkan puppy eyes andalannya. Berharap agar Davin luluh dan mengizinkannya kembali mencicipi minuman yang tampak menarik itu.

"Tidak. Lebih baik aku mengantarmu pulang sekarang."

Tanpa menunggu jawaban dari sang gadis, Davin langsung saja membopong tubuh sempoyongan Kirei dan keluar dari klub malam tersebut. Mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata supaya cepat sampai di tempat tujuan. Akan tetapi, ia berbohong tentang yang akan mengantar gadis itu pulang. Karena tidak mungkin kalau ia akan mengantar Kirei ke rumah gadis itu dalam kondisi mabuk seperti sekarang. Bisa-bisa ia yang jadi tersangka utamanya, dan ia sedang malas memulai skandal.

Sepanjang perjalanan, Kirei terus saja meracau dengan mata tertutup. Menyembunyikan netra kecoklatannya yang mulai meredup karena kantuk.

"Aku rindu Mama dan Papa."

NEXT PSYCHOWhere stories live. Discover now