26 ☠ Feeling Dizzy and Regretful

16 2 6
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Pertahanannya hancur.

Kirei bisa merasakan kalau benteng kokoh yang telah ia bangun dihancurkan begitu saja saat fakta mengerikan tentang identitas Arial sebagai pembunuh akhirnya terungkap ke publik.

Tidak. Bukan hal seperti ini yang ia mau. Ia memang ingin Arial pergi agar pemuda itu bisa membuktikan kalau dirinya memang benar-benar tidak bersalah. Akan tetapi ...

... tidak seperti ini.

Seharusnya tidak begini.

Bruag!

Napas Kirei tersenggal-senggal. Gadis itu menggigit bibirnya dengan kuat kala air mata kembali mengalir dari kedua kelopak matanya yang indah. Netra kecoklatan Kirei bergulir ke arah kedua tangannya yang gemetar dan memar di sana-sini.

Sudah terhitung satu jam lebih ia berlatih tinju sendirian di ruang latihan markas dengan hanya bermodalkan samsak. Tank top hitam yang dipakainya sudah basah karena keringat. Bahkan Kirei bisa merasakan kalau rambut panjangnya juga ikutan lepek karena keringat.

Kirei menjatuhkan dirinya ke lantai. Gadis yang selalu terlihat kuat itu kini tampak rapuh. Isakan-isakan kecil mulai terdengar di ruang latihan Psycho Elite tersebut. Siapapun yang mendengar isak tangis sang gadis pasti merasa prihatin dan tidak tega. Bahkan Byza yang berdiri di balik pintu masuk ruang latihan pun ikut dibuat menitikkan air mata saat melihat betapa rapuhnya sang sahabat saat ini. Ia tidak berani mendekat untuk sekadar menenangkan sahabatnya, karena ia tahu kalau Kirei hanya membutuhkan waktu sendiri.

"Gimana, Za? Kirei ada di dalam?"

Geovan muncul dari arah koridor kanan. Laki-laki itu melongokkan sedikit kepalanya ke dalam dan ikut menatap pemandangan menyedihkan di dalam sana. Pemuda itu tersenyum miris. Kirei benar-benar terlihat kacau saat ini.

"Lo bisa lihat sendiri 'kan, Geo? Dia lagi nggak baik-baik aja." Byza berujar pelan, hampir seperti berbisik karena takut kalau eksistensi mereka akan disadari oleh Kirei. "Terus gimana? Misinya udah dimulai besok." Misi yang Byza maksud adalah misi untuk menjadi bodyguard di pesta ulang tahun Louis Scorpius Corpus.

"Bukannya lo yang handle?"

"Iya, emang gue yang handle. Tapi tetap aja, gue juga harus kasih laporan ke Kirei."

Byza dan Geovan sama-sama dibuat bingung dalam situasi yang terjadi saat ini. Karena jujur saja, ini benar-benar di luar prediksi mereka. Siapa yang menyangka kalau Arial adalah AL, si pembunuh para tikus berdasi yang beritanya sempat menjadi buah bibir setahun lalu?

Baik Geovan maupun Byza sama-sama tahu tentang berita tersebut. Bahkan dulu Geovan sampai mengomentari betapa cerobohnya pekerjaan yang dilakukan oleh sang pembunuh. Namun saat tahu kalau pembunuhnya adalah Arial, maka Geovan sudah tidak heran lagi dengan beberapa kasus pembunuhan yang dilakukan oleh pemuda itu setahun lalu.

NEXT PSYCHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang