06 ☠ Morning Commotion & Unknown Threats

22 3 17
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Please! Tolong jawab ini macannya siapa?! Gue takut sama macan, woy!"

"Lahh?! Mana gue tau. Gue aja baru nyampe ke markas, anjir. Lo nggak lihat knalpot gue masih panas?"

"Panas itu bukan dilihat, tapi dirasakan. Cavin bego!"

"Gue nggak ikut-ikutan, ya."

Kirei yang tengah asik bergelung dengan selimut birunya dibuat mengernyit saat mendengar keributan yang terjadi di bawah sana. Letak kamarnya yang berada di lantai atas dan tepat menghadap ke arah taman belakang markas membuat ia bisa mendengar keributan yang ditimbulkan para anggotanya dengan jelas.

"Hoaaam ... kenapa sih ribut-ribut?"

Masih dengan nyawa yang setengah terkumpul, Kirei melongokkan kepalanya ke bawah, dan seketika ia dibuat melotot saat melihat Diego berada di tengah-tengah Cavin, Caldera, Jeselyn, dan Alvhie. Keempat anggotanya itu mengerubungi si macan kumbang yang masih bersikap tenang-tenang saja sembari sesekali menjilat-jilat kakinya.

"Astaga! Aku lupa kalau ada Diego di sini!" seru Kirei sebelum melompat dari tempat tidur dan segera melesat ke kamar mandi untuk bebersih.

Tidak perlu menunggu lama, karena lima belas menit setelahnya, Kirei sudah siap dan segera turun untuk menyelesaikan kekacauan yang terjadi di luar sana. Dalam hati ia juga mengutuk Arial yang menjadi dalang dibalik hadirnya Black Panther yang berhasil membuat heboh markas PE di pagi hari. Jangan tanya ke mana perginya pemuda itu sekarang. Arial sudah kembali pulang subuh-subuh tadi karena dia ada jadwal kuliah pagi.

"Terus ini gimana? Masa kalian nggak ada yang tahu sih, ini macan dari mana?"

"Sumpah, Jes. Gue nggak tahu." Cavin berujar dengan ekspresi setengah kesal. Karena memang, ia yang duluan tiba di markas tadi. Akan tetapi, ia sama sekali tidak tahu-menahu perihal dari mana Black Panther itu berasal.

"DOR!"

Kirei datang dan mengagetkan keempatnya. Sang inti dengan masker hitam yang menutupi sebagian wajah cantiknya itu tertawa puas saat mendapati raut terkejut dari Cavin, Caldera, Alvhie, dan Jeselyn.

"Ya ampun, Kak. Kirain siapa." Jeselyn mengelus dadanya sabar sembari menggelengkan kepala.

"Hehe, ya maaf. Kalian lagi pada ngapain, sih?" tanya Kirei mencoba untuk berbasa-basi sedikit.

"Kakak nggak lihat itu?"

Kirei mengikuti arah telunjuk Alvhie yang mengarah tepat pada Diego, sang macan kumbang yang kini tengah duduk tepat di bawah pohon sembari memejamkan mata.

"Ohh, itu punya Kakak. Kenapa emang? Baru beli semalam."

Pengakuan Kirei yang cenderung santai dan blak-blakan membuat Jeselyn terperangah, Cavin dan Alvhie yang saling padang, serta Caldera yang dibuat terdiam.

NEXT PSYCHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang