Bab. 22

1.3K 268 22
                                    

My Dear Queen
01.04.24




"Kehidupan pernikahanku dan ayahmu adalah sesuatu yang cukup manis. Meski kami dijodohkan, tapi dia dan aku pada akhirnya mengalami perasaan suka yang sama. Kami saling menyayangi."

"Aku tahu."

Lan Wangji membiarkan sang ibu duduk di salah satu kursi untuk kemudian melepaskan tangan yang sedari tadi ia genggam.

"Namun ... Ayahmu mengatakan bahwa menikahi Huo Ting adalah salah satu kesalahan dalam hidupnya yang ia sesali hingga hari kematiannya. "

Nyonya Lan Yi menatap sang putra yang hanya diam. Sedang Wuxian yang baru saja datang membawakan baki berisi minuman kemudian melihat bergantian pada keduanya yang saat ini duduk di meja makan.

"Aku akan meninggalkan minumannya."

"Kau juga boleh tinggal, Nak. Sekarang kau adalah istri Lan Zhan, kau berhak mengetahui sejarah keluarga suamimu juga."

Wuxian tersenyum kikuk. Sedikit aneh mendengar dirinya disebut istri, meski ia tahu, hati Wei Xian menyukainya. Dari mana dia tahu? Karena seperti itulah hatinya saat ini. Dan bukankah hatinya sejatinya adalah raga kepunyaan Wei Xian?

"Baiklah, aku akan tinggal." Wuxian meletakkan baki di atas meja sebelum akhirnya duduk di depan Nyonya Lan Yi yang sedang bercerita. Di sebelah Lan Wangji. Dengan jarak yang cukup jauh.

Sebenarnya, karena lusa jenderal itu akan datang ke istana untuk memberikan laporan terkait para tamu yang dirinya antar—di mana Putra Mahkota Song yang mendapatkan serangan adalah salah satunya—maka pagi ini mereka kembali ke pondok jenderal itu. Selain untuk membereskan rumah, ini juga dikarenakan kediaman Wei bisa dikatakan cukup jauh dari istana.

"Jika memang begitu, mengapa ayah menikahinya?"

Ibu suri menghela nafas dan menerima teh yang diberikan Wuxian. "Huo Ting telah hamil saat itu."

"Hamil?!" Wuxian memekik kaget.

"Aku punya saudara lain?!" Nada yang digunakan Lan Wangji juga terdengar sama terkejutnya.

Setahu Wuxian, satu-satunya saudara Lan Wangji adalah Lan Zixuan, dan anak itu lahir tiga atau lima tahun kemudian setelah pernikahan mendiang raja dan Selir Huo yang saat ini menjadi ibu suri, jadi bagaimana ....

"Dia lahir dua tahun sebelum kau. Tapi nenekmu, Ibu suri pertama, tidak mengijinkan seorang anak yang lahir di luar pernikahan diperkenalkan secara resmi di istana. Jadi dia hanya dirawat di salah satu paviliun tetapi tidak dikenalkan sebagai anak raja, apalagi diberi gelar."

Lan Wangji terdiam, dan Wuxian sungguh dibuat terkejut pada kenyataan yang tidak dia ketahui ada di dalam novel My Dear Queen ini.

"Jika bisa kukatakan, anak itu hidup dalam neraka yang diciptakan ibunya. Tidak seperti bagaimana dia sangat mencintai Zixuan, Huo Ting justru terkesan membencinya. Anak itu tumbuh dalam lingkungan yang tidak sehat. Beberapa kali saat aku berkunjung, aku bahkan bisa melihat bekas pukulan di tubuh anak itu. Aku selalu bertanya padanya, tapi dia dengan kukuh mengatakan bahwa semua bekas luka itu adalah akibat kecerobohannya. Bahwa dia jatuh, terpentuk, atau yang lainnya." Lan Yi mengusap wajahnya yang ingin menangis.

"Hingga ... suatu hari dia dibawa ke dalam ruangan tabib dengan pendarahan di kepala. Huo Ting mengatakan anak itu jatuh, tapi tabib yang menanganinya yakin bekas di sana adalah akibat pukulan benda keras."

"Ya Tuhan." Wuxian terkejut. Baiklah, dia telah membaca a whole story tentang betapa licik, kejam, dan najisnya semua kelakukan ibu suri. Tetapi memukul anaknya sendiri yang masih kecil hingga mengalami pendarahan?

My Dear QueenWhere stories live. Discover now