Bab. 16

1.8K 300 42
                                    

My Dear Queen
04.04.23







Pagi ini Wei Chang yang baru saja membersihkan diri dan berniat ke ruang makan terkejut mendapati kamar sang putra bungsu, Wei Xian yang terbuka pintunya. Merasa ia tidak pernah memperkenankan pelayan menggusik kamar putra kesayangannya itu, lelaki ini masuk dan terkejut mendapati si bungsu telah tertidur di dalam kamarnya.

"Weiying?" Lelaki itu mendekat, maniknya membulat saat menyadari bahwa tubuh putra bungsunya dipenuhi oleh aroma feromon Alpha.

Berpikir bahwa putranya mungkin telah dicelakai di saat sang jenderal tengah bekerja lembur di istana, ia hampir saja menggila saat kemudian aroma yang terasa familiar ini membuatnya dengan cepat menjadi lega, karena ia mengenali feromon milik siapa yang kini memenuhi putranya.

Jenderal Lan Wangji pernah datang ketika ia mendekati waktu Rut untuk membeli supresant khusus yang akan menekan Rut dengan cepat agar dia bisa langsung pergi bertugas di perbatasan. Lelaki itu menginap selama satu malam di balai pengobatan, dan dengan itu saja, Wei Chang telah mengenali aroma feromon dari lelaki yang kini justru menjadi menantuanya.

Sebagai Alpha yang pernah berkeluarga, lelaki ini jelas tahu kegiatan apa yang dibutuhkan agar feromon seorang Alpha dapat melingkupi tubuh seorang omega dengan pekat seperti yang saat ini terjadi pada putranya. Dan ia menganggap ini wajar, sebab keduanya adalah pasangan menikah.

Seberapa pun besarnya rasa canggung dan tidak suka di awal, pada akhirnya kebutuhan tubuh akan hal ini adalah alami dan wajar adanya.

Jika ada yang aneh, maka itu adalah keberadaan si bungsu yang justru berakhir di sini, dan bukannya di rumah sang suami.

"Weiying?" Wei Chang memanggil kembali. Kali ini ia mengguncang pelan bahu sang putra yang hanya bergumam, posisinya yang tengkurap membuat lelaki itu tidak dapat melihat dengan jelas wajah Wei Xian yang tersembunyi di antara bantal dan selimut yang berantakan.

"Ayah, aku masih mengantuk, biarkan aku tidur sebentar lagi."

Wei Chang mengulas senyum. Meski tidak bisa menebak apa yang terjadi hingga si bungsu justru kembali ke rumah, tetapi suaranya tang terdengar serak membuatnya menjadi tidak tega dan akhirnya membiarkan Wei Xian kembali terlelap.

"Apa Tuan muda kembali semalam?" Wei Chang yang turun dari ruang tidur putranya bertanya pada salah satu pelayan yang menyiapkan sarapan.

"Baru pagi tadi, Tuan Besar. Memakai kuda."

"Kuda?" Wei Chang melihat ke depan dari jendela ruang makan, di mana kuda yang ia kenali sebagai milik markas militer, dari terpal duduk di atasnya terpancang di salah satu pohon dengan asal. Sebagai anak seorang bangsawan, Wei Xian memang dilatih berkuda sejak kecil, sekalipun dia adalah seorang omega.

"Apa si kembar belum kembali?" Wei Chang duduk untuk menyantap sarapan setelah meminta pelayan menyiapkan makanan kesukaan si bungsu.

"Pelayan yang bertugas membawa pesan mengatakan kedua tuan muda akan kembali sore ini, atau esok hari."

Wei Chang mengangguk. Lelaki itu menyelesaikan sarapan dengan hati gembira. Karena jika Wei Xian dan Jenderal Lan Wangji telah melalui 'peristiwa' ini, maka bukankah tinggal menunggu waktu saja hingga rumahnya akhirnya dihiasi tangis bayi?

.

.

.

Lan Wangji membuka mata dan terkejut saat mendapati dirinya berada di sisi kolam pemandian yang memang pernah ditemukannya. Kolam air dingin di dalam gua di sisi danau yang pintu masuknya tertutup tanaman rambat hingga sejauh ini, dia yakin tidak ada yang mengetahui lokasinya.

My Dear QueenWhere stories live. Discover now