Bab. 09

1.4K 259 28
                                    

My Dear Queen
15.03.24






PLAK!

Wuxian membelalak saat sebuah tamparan mengenai pipi Lan Wangji. Tamparan ini cukup keras hingga ia bahkan bisa melihat darah yang merembes keluar dari sudut bibir sang jenderal yang hanya diam tanpa melakukan perlawanan.

"Berani sekali kau menginterupsi keputusanku! Kau pikir siapa kau?!"

Seolah apa yang baru saja dilakukannya tidak cukup, wanita tua yang kemudian Wuxian sadari adalah ibu suri kemudian mengambil satu cangkir air dari baki seorang pelayan ang sedari tadi berdiri di sana dan menyiramkan ke kepala sang jenderal yang masih terdiam di sana.

"Dasar Mak lampir itu!"

Geram karena Lan Wangji terlihat tidak kuasa untuk melawan, Wuxian mengepalkan tangannya dan berniat berlari memasuki ruangan ketika sebuah tangan membekapanya, meraih tubuhnya, dan menarik pemuda itu untuk menjauh dari sana hingga ke samping bangunan di mana tidak banyak orang berlalu lalang.

Crauk!

"Ya Dewa!" Lelaki yang memegangi Wuxian melepaskan bekapan ketika tangannya digigit kuat hingga sungguh itu membekas lingkaran gigi penuh yang beberapa telah berhias darah.

"Kau!" Wuxian yang menoleh untuk melihat siapa pelaku penyerangan, terkejut melihat Xue Yang yang kini memegangi tanganya dengan wajah kesakitan. "Apa yang kau lakukan?!" teriak Wuxian kembali.

"Ssst! Jangan berteriak di sini." Xue Yang mengibas tangannya dan mengusap bekas darah di sana dengan hanfunya.

"Kalau begitu katakan, apa yang kau lakukan?! Kenapa kau me-"

"Kau ingin masuk ke ruangan itu kan, bocah? Itu justru akan membuat masalah lebih banyak bagi jenderal!" Xue Yang menginterupsi sembari meniup tangannya. Sungguh ia merasa istri kecil jenderalnya ini dahulu pasti jelmaan rubah, gigitannya tidak main-main!

"Tapi jenderal diperlakukan seperti itu!"

"Aku tahu! Tapi Ibu suri adalah orang yang berkuasa di istana. Apa kau pikir jika kau masuk dan membuat keributan jenderal tidak akan kena imbasnya? Kau telah menjadi istrinya, segala perbuatanmu akan menjadi tanggung jawabnya juga."

Kini Wuxian terdiam, tetapi raut kesal di wajahnya belum juga hilang. Dia sungguh benci melihat penindasan, ini membangkitkan jiwa preman-nya yang ingin selalu membela kebenaran.

"Jenderal saat ini sedang memiliki banyak masalah, jadi lebih baik kau tidak melakukan hal gegabah yang akan membuatnya semakin repot."

Wuxian terdiam sejenak. "Masalah apa yang membuatnya harus menerima perlakuan seperti itu? Bukankah di manapun seorang jenderal biasanya akan dihormati?"

Xue Yang menghela nafas. "Aku bicarakan pun kau tidak akan mengerti, bocah."

Wuxian mengerutkan kening, kesal dengan lelaki muda yang terus memanggilnya bocah. Hey, jika dibandingkan dengan usianya di dunia sana, dialah yang harus memanggil Alpha ini bocah!

"Katakan saja, kau bilang aku istrinya." Wuxian kemudian merinding sendiri mendengar kalimat yang ia pakai. Istri?! Astaga ... dia ini masih lelaki tulen! Meski ya ... dia memang menikahi seorang lelaki.

"Ini tentang dana militer." Xue Yang akhirnya mengalah saat Wuxian meraih tangannya.

"Apa?"

Xue Yang menghela nafas, "Dana militer sebagiannya digunakan untuk menggaji prajurit kecil, mereka membutuhkan nafkah untuk keluarga mereka, kan?"

"Apa jenderal tidak bisa memainjamkan dulu uangnya?"

"Hey, kau sudah hampir sebulan tinggal bersama jenderal, kan? Apa kau pikir dia memiliki uang? Dia hampir tidak digaji sebab dana militer terus saja dipangkas tahun demi tahun oleh ibu suri."

My Dear QueenWhere stories live. Discover now