Bab. 20

1.5K 250 15
                                    

Untuk memulihkan kondisinya, Wanyin tinggal di kamar perawatan keluarga Wei hingga lima hari lamanya. Selama waktu itu, Wuxian dan Huaisang secara rutin menjaganya dan sang bayi yang kemudian dipanggil Bolin, yang artinya hujan lembut.

Menurut Wanyin, sang ibu atau ... pemuda yang melahirkannya, ini karena dia dan suaminya bertemu dan jatuh cinta saat hujan turun dengan lembut di sebuah dermaga. Klasik, tapi romantisme seperti itu memang selalu berhasil memikat seorang manusia untuk menyerahkan hatinya dalam perasan yang bernama cinta.

"Wah, kau sungguh tangguh." Huaisang melihat pada Wanyin yang menidurkan bayinya kembali ke keranjang rotan besar yang biasanya akan dipergunakan sebagai tempat tidur bayi yang baru dilahirkan.

Dua hari pasca melahirkan, lelaki muda itu memang telah bisa melakukan beberapa aktifitas ringan, bahkan untuk urusan mengganti baju dan popok bayinya. Meski tetap saja, sang kakak kedua, Jingyi memintanya untuk banyak beristirahat.

"Jadi, di mana suamimu sekarang? Ini sudah lima hari, jadi kenapa dia belum datang? Apa mungkin dia tidak tahu kau di sini?" tanya Huaisang yang mendapat sikutan perut oleh Wuxian sebagai isyarat agar pemuda itu menjaga ucapannya.

"Suamiku mungkin masih bertugas. Dia ... hanya seorang menteri dengan jabatan kecil di istana." Wanyin duduk di sisi ranjang, lalu menatap Wuxian. "Sebenarnya ... aku ingin membicarakan biaya kelahiran putraku-"

"Hei, kau tidak perlu memikirkannya." Wuxian berjalan mendekat dan menepuk pelan tangan pemuda itu. "Aku sudah sangat senang kau telah membiarkan aku melihat kelahiran Bolin, juga membiarkan ibu mertuaku merawatnya. Dia ... sungguh sangat menyukai putramu." Wuxian tersenyum pada Wanyin yang terdiam sejenak.

"Aku senang jika Nyonya Lan Yi menyukai Bolin, hanya saja ... apa Anda serius akan membiarkan aku tidak membayar biaya kelahiran Bolin? Aku ... memiliki sedikit tabungan, dan-"

"Maka gunakan itu untuk keperluan Bolin yang lain. Karena aku sungguh serius dengan ucapanku."

Wanyin terdiam sejenak. "Anda ... sungguh sangat baik."

"Apa maksudmu? Semua orang akan melakukan hal yang sama. Kita ini hidup untuk saling tolong menolong, kan?" Wuxian tersenyum menatap pemuda di depannya.

Di dunia sana, dia telah merasakan bagaimana rasanya tidak bisa membantu teman karena dirinya sendiri kesulitan. Jadi, saat ini, di dunia dia mana dia diberkahi dengan segalanya, keluarga yang baik, dan kekayaan, dia ingin sebanyak mungkin membantu orang lain.

Karena dirinya mengerti, apa yang kau lakukan hari ini, kebaikan sekecil apapun itu, akan kembali dan terkadang menjadi salah satu penolong yang paling bisa kau andalkan di masa sulit.

Wanyin menatap lelaki di depannya dalam diam, meski baik Wuxian atau Huaisang dapat melihat sendu yang tiba-tiba mewarnai manik dengan pendar keunguan milik pemuda itu.

"Baiklah, sudah malam. Kau sebaiknya beristirahat." Wuxian menarik lengan Huaisang yang terlihat masih ingin melihat bayi yang terlelap dalam keranjang rotan di atas tempat tidur. Setelah mengucapkan selamat malam, keduanya kemudian pergi, meninggalkan Wanyin di salah satu kamar yang dipergunakan untuk pasien.

Omega itu menghela nafas, membaringkan tubuhnya yang masih lemah, Wanyin tersenyum menatap sang bayi yang ia rasa telah diberkati karena memiliki banyak sekali orang asing yang justru menyayanginya.

Wei Yuan memberikan keranjang bayi yang dia tahu harganya tidaklah murah, karena Wanyin juga pernah mencoba membelinya, tetapi ia kekurangan uang. Lalu kakak beradik Song memberikan putranya selimut dan mainan, Tabib Jingyi dan Wuxian memberikan pakaian dan popok, sedang Nyonya Lan Yi menjahitkan bantal dan alas tidur yang berlapis kain sutera.

My Dear QueenWhere stories live. Discover now