bertengkar

1.4K 124 17
                                    

Paul sudah sangat amat kalut. Setiap sudut penginapan itu sudah Paul cari. Namun, istri nya itu benar benar tak ada dimana mana

Pikiran Paul sudah amat jelek, dirinya takut istri nya nekat untuk pulang ke Jakarta sendirian. Dan membuat Paul memeriksa barang barang Nabila masih utuh di lemari atau sudah hilang karena sudah di bawa pergi oleh istri nya itu.

Saat melihat barang barang istri nya itu masih tersimpan rapih di lemari baju itu. Nafas Paul sedikit lega, berarti istri nya tak meninggalkan dirinya sendiri di penginapan itu. Tapi kemana istri nya itu pergi?.

Paul pun memakai hodie nya dan mengambil kunci mobil sewaan nya itu. Untuk mencari keberadaan istri nya itu

Baru saja Paul ingin memasuki mobil tersebut, Paul sudah menemui istrinya itu berdiri di hadapan nya. Dengan keadaan sangat kacau.

Bagaimana tidak kacau, wajah dan pakai istrinya yang di kenakan itu sudah berlumpuran tanah sawah. Apa lagi, wajah cantik istrinya itu saat ini terlihat lucu.

"Aku kecebur di sawah". Adu Nabila seperti anak kecil yang mengadu kepada orang tua nya itu.

"Kamu kemana aja?. Aku nyariin kamu". Tanya Paul.

"Aku ke sawah buat nyari sinyal, aku kangen sama papah. Eh tapi, malah kecebur. Mana hp aku juga ikut mati karena kecebur". Rengek Nabila.

Paul hanya menahan tawa nya itu kepada istri kecilnya yang bisa bisa nya kecebur di sawah.
"Kenapa ga bangunin aku si?. Kenapa harus sendirian di luar?". Paul.

"Ga mau ganggu.. kamu kan lagi marah sama nab. Apa lagi masalahnya belum jelas. Jadi nab males". Nabila mengingat semalam bagaimana suaminya itu tiba tiba membentak nya dengan keras dan menuduhnya yang tidak tidak.

Padahal, Nabila tadi sudah berencana untuk pulang dulu ke jakarta. Tapi naas nya, dia tidak tau cara memesan tiket pesawat itu seperti apa.

Paul yang baru sadar akan tindakan nya semalam membuat istrinya itu takut dan sakit hati kepadanya nya kerena ucapan nya dan menuduh istri nya itu. Membuat Paul merasa bersalah.

"Tapi demi tuhan om. Nab, ga pernah kasih tau pernikahan kita ke kak Abie ataupun sama orang lain. Nab ga berani ngedahuluin om. Apa lagi resikonya sangat besar". Nabila langsung menjelaskan titik permasalahan antara dirinya dan suaminya tadi malam.

"Nanti kita obrolin lagi.. kamu mandi dulu sana, itu lumpur semua". Bukan nya menjawab, Paul malah menyuruh istri nya itu yang kotor penuh lumpur sawah ke kamar mandi.

"Tapi kita harus ngobrol, nab bener bener ga pernah bicara apapun sama kak Abie soal kita". Nabila.

"Iya.. nanti kita ngobrol, tapi kamu mandi dulu. Bersih bersih. Lihat kamu sekarang seperti apa. Udah sana ke kamar mandi". Paul dengan nada dingin nya, membuat Nabila menunduk dan bibir nya cemberut.

"Nabila.. mandi". Perintah Paul kembali.
"Iya". Jawaban pasrah Nabila. Seperti nya keputusan Nabila untuk bicara baik baik kepada suami nya itu hal yang sia sia.

Nabila masuk ke kamar mandi untuk bersih bersih. Sedangkan Paul memesan sarapan untuk mereka berdua.

Setelah bersih bersih, Nabila langsung duduk di tepi kasur nya itu. Padahal, suaminya tadi sudah menyampaikan bahwa setelah mandi, Nabila di suruh langsung ke meja makan untuk sarapan.

"CK, siapa si yang kirim pesan itu ke kak Paul.. tapi, kemarin pas lihat profil yang ngirim pesan itu bukan profil nomor nya kak Abie. Tapi, siapa?. Masa iya kak Abie punya nomor dua?. Perasaan selama temenan sama kak Abie, dia dari dulu punya nomor 1 aja. Apa aku tanya aja ya sama ka Abie?". Misuh misuh Nabila di dalam kamar tersebut. Dengan kepala yang masih di baluti dengan handuk nya itu.

2 Hati 1 CintaWhere stories live. Discover now