25

1.3K 80 18
                                    

HAPPY READING !!!

"Sepertinya di dalam rumah ini, Tuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sepertinya di dalam rumah ini, Tuan."

Damian langsung turun setelah mesin mobil yang ditumpanginya berhenti. Damian bersama anak buahnya melangkah mendekati rumah yang nampak sepi dari luar.

"Kunci?"

Anak buah Damian yang paham segera merogoh kantong jaket kulit Aland lalu mengambil sebuah kunci.

Setelah pintu terbuka, Damian segera masuk. Beberapa anak buahnya mulai berpencar menelusuri rumah itu.

Kedua anak buah Damian yang memapah tubuh Aland mendorong tubuh laki-laki itu begitu saja hingga tersungkur di lantai.

Damian perlahan mendekati sebuah ruang yang pintunya masih tertutup rapat sendiri. Laki-laki itu lalu mengetuknya pelan.

"Sayang, kau di dalam?" Damian memanggil lembut.

Lama tak mendapat sahutan, Damian lalu menempelkan telinganya pada pintu. Suara isakan-isakan terdengar samar di telinga Damian. Laki-laki itu kembali mengetuknya.

"Sayang, aku menjemputmu jauh-jauh, ayo pulang,"

Di balik pintu, Viona menggeleng pelan. Wanita itu menangis ketakutan. Viona menutup kedua telinganya rapat.

"Baiklah kalau kau tidak mau kembali, tapi nyawa selingkuhanmu ini sebagai gantinya."

Tubuh Viona semakin bergetar ketakutan saat terdengar suara tembakan-tembakan keras. Tak hanya sekali, namun berkali-kali.

Meski ketakutan, Viona memilih mengalah keluar. Ia tak mau mengorbankan Aland yang sudah terlalu baik padanya.

"A-aland ..." lirih Viona.

Viona menatap khawatir kondisi Aland yang sudah babak belur dan tak sadarkan diri.

"Kau lebih peduli padanya," Damian berdecih tak suka.

"K-kau p-pembunuh,"

"Tidak, dia memang pantas mati."

"Kau mau menyusul?" Damian menyeringai iblis. Laki-laki itu menempelkan bibir pistol yang digenggamnya tepat pada dahi Viona.

Viona tak menjawab. Dengan kakinya yang bergetar, Viona mundur takut.

"L-lepaskan aku, kumohon," pinta Viona lirih. Tubuhnya telah terjebak sekarang.

"Melepaskanmu?"

Viona mengangguk pelan. Ia menatap memohon.

Damian terkekeh. "Simpan harapanmu dalam-dalam. Kau pemuasku, tentu tidak akan pernah kulepaskan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RUTHLESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang