15

2.6K 154 34
                                    

HAPPY READING !!!

HAPPY READING !!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Viona,"

"Aku menyukaimu," lanjut Aland seiring genggaman tangannya pada tangan Keyra mengerat. Ia menatap dalam manik mata perempuan itu.

"K-kau bercanda?" tanya Keyra tak percaya.

Aland menggeleng. "Aku benar-benar menyukaimu, maaf telah merusak pertemanan lama kita," raut wajah Aland terlihat meredup.

"Sejak kapan?" tanya Keyra lagi.

"Aku tidak tau sejak kapan perasaan ini muncul, tapi seiring berjalannya waktu rasanya semakin bertambah, aku sudah tidak bisa menahannya lagi,"

"Aku hanya ingin mengungkapkan yang sejujurnya, kalau kau mau marah atau benci padaku tidak apa-apa, aku terima," ucap Aland lagi.

Keyra menggeleng. Ia kembali mengeratkan genggaman keduanya yang sempat mengendur.

"Kenapa bicara seperti itu? Aku tidak marah, aku sama sekali tidak membencimu,"

"Aku tidak keberatan kalau kau memang marah padaku, aku tau kau tidak menyukaiku, semua inipun salahku, aku-"

"Aku menyukaimu, Aland," sela Keyra cepat. Kedua matanya berkaca-kaca menatap Aland teduh.

"Kau menyukaiku? Aku tidak salah dengar? Bukankah kau masih-"

"Iya, aku menyukaimu, dan untuk orang itu aku sudah melupakannya,"

Saking bahagianya Aland tanpa ragu langsung memeluk tubuh Keyra. Ia memeluknya sangat erat seolah tak membiarkan orang lain mengambil Keyra darinya.

"Rasanya bahagia sekali mendengarnya, aku menyukaimu, Viona, lebih tepatnya mencintaimu," sekali lagi Aland mengecup puncak kepala gadis itu.

Keyra mengangguk senang dalam dekapan laki-laki itu. Lalu, Keyra sedikit mendongak menatap Aland.

"Aland," panggilnya.

Aland hanya berdeham sembari menunduk. Diusapnya lembut rambut panjang Keyra.

"Aland, terimakasih sudah menjadi temanku, terimakasih sudah menemaniku saat aku kesepian dan membantuku bangkit dari masa laluku, terimakasih, Aland," tutur Keyra tulus. Setitik air matanya jatuh.

Aland tersenyum menenangkan mendengarnya. "Aku melakukannya tulus, kau memang harus melupakan orang itu, kau tidak sepantasnya menangis setiap malam untuk dia yang selalu menyakitimu,"

RUTHLESS Where stories live. Discover now