Adik ke delapan; Chapter 8.

58 8 0
                                    

Chapter 8; memanjat
Happy reading.

"Dari banyaknya pintu masuk." ucap seseorang bernama Frostfire Alazka, dia melihat adik sepupunya yang memanjat di jendela kamarnya. "Kenapa harus jendela?" lanjutnya.

"Aku mau cosplay spiderman" jawab Lunar

"Affah iya?" ucap Frostfire

"Takut."

"Btw, lo kemana aja akhir-akhir ini? gua mulai jarang lihat lu." tanya Frostfire

"Aku—" Ucapan Lunar terpotong. "Kepo!"

"Dih! lo ngapain kesini?" tanya Frostfire

"Mau jenguk abang lah!" jawab Lunar

"Pertanyaan yang pertama belum di jawab btw" ucap Frostfire

"Udah dibilangin, kepo." jawab Lunar

"Halah. Lo ngintipin saudara lo, kan?"

"Perasaan aku ga ngintipin mereka mandi deh.." jawab Lunar

"Gak gitu! Lu ini di sekolahin ga sih!? Oon banget!" ucap Frostfire

"Sekolah" jawab Lunar

"Sekolah apaan masih bloon gini!" Frostfire memukul kepala Lunar pelan

"Jelaslah, orang aku tidur pas jam pelajaran" Lunar memegang bagian yang Frostfire pukul.

"Pantesan!" jawab Frostfire

"btw, tadi lo gak salam."

"oh iya ya, Assalamualaikum brader!"

.
.
.

"Kak!? bagaimana keadaan thorn sekarang!?" Tanya Gempa Khawatir sama Adiknya.

"Dia mulai membaik. Tapi, sekarang kita belum bisa menjenguknya." jawab Halilintar

"Lo udah bilang ke Ice sama Blaze?" tanya Taufan

"Belum. Tadi ga sempat, karna handphone gua mati pas mau nge-chat. kalian aja." jawab Halilintar

"Lo, Sol?" tanya Taufan

"Hp gua ketinggalan bang, hehe." jawab Solar

"Biar aku aja yang Chat Ice ama Blaze." Gempa mengambil Handphone-nya dari saku celananya. Jarinya bergerak mencari nomor bernama; Ice. Setelah 2 menit scrolling kontak wa-nya. Jarinya menyentuh kontak itu, tangannya bergerak untuk mengetik pesan.

Ice
terakhir kali aktif kemarin 21:07

Ice, datang ke RS ini dulu ya? aku sharelock. Thorn masuk rumah sakit.

Ice
Hah? kok bisa?

Abang gatau. Yang penting datang dulu.
yang abang tau, dia tertembak di bagian dada.

Ice
Sharelock-nya?

RS Indah Jln. Purnama no 13

Ice
Otw

————————

"Gimana, Gem?" tanya Halilintar

"Udah otw" jawab Gempa

"Oh."

.
.
.

"Kak" panggil Ice

"Opo?" jawab Blaze

Ice menunjukkan chat antara Ice dan Gempa, "Lo serius?" tanya Blaze

"Iya, gue kurang tahu juga. Yang penting kita harus cepat-cepat datang."

"Tapi, Ice. Lo tau kan sekarang kita ga bisa bolos kalo  sama guru Oliv?" ucap Blaze

"Iya juga, ya. Tapi kan ini penting kak." jawab Ice "Kan Bu Olive ga bakal marah kalo alasannya masuk akal, kan?" lanjutnya.

"Yodah deh. Yok minta Izin ama Bu Guru." Blaze bergegas menarik tangan Ice ke ruang guru.

Mereka berusaha meminta izin sama Guru Oliv. Tapi, Bu Oliv tetap menolak. "Berapa kali saya bilang? enggak ya enggak! ngerti ga sih?!" ucap Bu Oliv tegas ke pada Ice dan Blaze.

"Tapi Bu, ini saudara saya! saya tidak bisa membiarkan saudara saya begitu!" Ice mencoba agar di izinkan sama Bu Oliv.

"Saya tidak peduli. Biarkan saja saudaramu itu. Menuntut ilmu tuh lebih penting! kamu mau saya kurangkan nilaimi drastis?!" Bu Oliv menolak dengan tegas permohonan izin itu.

"Saya tidak peduli tentang nilai sekarang. Yang sekarangs saya peduli adalah keadaan saudara saya." Tegas Blaze

"Terserah kalian. Saya sudah tidak peduli kalian mau ngapain. Silahkan keluar dari ruangan saya, sekarang." Bu Oliv mengusir Blaze dan Ice dari ruangannya.

Ice dan Blaze kini sudah keluar dari ruangannya Bu Oliv. Akhirnya, sudah 17 menit mereka bertengkar hanya karena meminta izin keluar bertemu saudara mereka sendiri. "Apasih tuh Ibu? Ga jelas banget. Padahal saudara loh, bukan temen atau gimana. Udah gila emang tu guru." ucap Blaze yang jengkel dengan gurunya sendiri.

To be continued..
PELIS SAMPE SEKARANG AKU MASIH MIKIRAN LUNAR YANG MANJAT DI JENDELA

Adik ke delapan. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang