Adik ke delapan; Chapter 1.

252 19 1
                                    

Adik ke delapan; menggantikan Trio Ori
happy reading.
.
.
.

"Biar aku saja yang mengasih tau."
.
.
.

"Kak Hali, Kak Taufan, sama kakak akan pergi keluar kota sebentar. Mungkin sekitar 2 sampai 5 hari. Kalian bisa jaga rumah sama Thorn dan Solar, kan?" ucap Gempa

"Bisa kok, bang." ucap Ice dan Blaze secara bersamaan.

"Kita sanggup jaga rumah selama 4 jam. Tapi ini? 2 sampe 5 hari! bisa sanggup, ga ya?" batin Blaze

"Yaudah ya, besok pagi kakak berangkat. Kalian jangan nakal ya? jangan keluyuran. Jaga adik kalian yang baik." Perintah Gempa

"Baik bang." jawab Blaze dan Ice

.
.
.

keesokan harinya, tepat jam 7 pagi. Kakak tertua akan berangkat keluar kota. "Kakak berangkat ya, jaga rumah yang baik ya, Assalamualaikum!" perintah Taufan

"Tuh, denger. Jangan keluyuran. jangan sampe pas balik rumah, rumah kek kapal pecah." perintah Halilintar

"Yaudah, kami pergi dulu! kalo butuh apa-apa, telpon aja ya, Assalamualaikum" tangan Gempa terulur di gagang pintu. perlahan, dia mendorong pintu itu dan menuju keluar rumah.

"Waalaikumsalam." Jawab Ice dan Blaze.

"Huaaa Ice.. gua ga sanggup.." Keluh Blaze

"Santai aja kali, bang. Kek ga pernah ngurus rumah aja." jawab Ice

"Tapi ini 5 Hari Ice! kamu ga khawatir kalo terjadi sesuatu?!" ucap Blaze khawatir

"Ya kita atasi, apa susahnya coba? lo terlalu khawatir, kak." Ice berjalan ke dapur meninggalkan Blaze di Ruang tengah sendiri.

"Yang di bilang Ice bener juga, gua terlalu khawatir. Gapapa, Blaze. Lo hadapin aja dulu, anggap aja kalo semuanya akan berjalan lancar." batin Blaze

"Gud morning brader!"

"YaAllahlindungilahhambamu!"

Thorn berhasil mengagetkan Blaze. "Hehe, maaf bang~" Thorn meminta maaf.

"Thoren! jantung gua hampir copot gara-gara lu!" omel Blaze

"Ya maaf.. kan Thorn gatau.. ohya. Bang Alin, Bang Upan, sama Bang gem mana?" tanya Thorn

"Pergi keluar kota, 2 sampai 5 hari baru kembali. Kayaknya.." Blaze mengecilkan suaranya di kalimat terakhirnya.

"Oh.. Kak Ice mana?" tanya Thorn

"Di dapur. Btw, Solar udah bangun?"

"Udah kok! Lagi Bab"

"Oh."

.
.
.

Saat malam hari, Ice terbangun dari tidurnya. "Laper.." batin Ice

Ice pun berjalan ke dapur, "Kak Ice!" ada seseorang yang memanggil Ice.

"Maaf, lo siapa, ya?" tanya Ice

"Aku Lunar, adik bungsu mu." ucap Lunar

"bisa-bisanya ada orang yang lupa ama adeknya sendiri? piye toh" batin Lunar

"Tapi, bukannya Solar adik bungsu?" tanya Ice

"Bukan. Btw, main ga?" ajak Lunar

"Boleh deh." jawab Ice

Mereka pun bermain batu gunting kertas, menggambar sedikit, jalan-jalan di rumah, dan memasak di dapur.

"Tadaa! ini pake resepmya kak fan loh~" Ice menunjukkan kue yang ia bikin.

"Kak, coba tutup mata 5 menit." perintah Lunar, Ice pun menutup matanya selama 5 menit.

"Lun, ngapain sih?" Ice membuka matanya, ia terkejut melihat kue yang di tangannya sudah habis di makan Lunar. Makannya juga belepotan di mulutnya Lunar. "Rakus! noh belepotan."

"Hehe.. laper soalnya!" Lunar melap makanan yang belepotan di mulutnya.

"Ice! lo lagi masak?" teriak Blaze

"Lun pergi dulu, ya!" Lunar berlari ke arah yang lain.

"Lo lagi masak? minta dong!" Blaze memasuki dapur.

"Udah habis" ucap Ice

"Dih! eh, lo bisa masak?" ucap Blaze yang baru sadar.

"Heleh! gua bukan cuman sekedar bisa masak, gue mah pinter masak!" jawab Ice

"Dih, Dah sono tidur."

"Iye-iye"

To be continued..

Adik ke delapan. Where stories live. Discover now