Meja Kerjaku dan Dirimu!

125 15 0
                                    

Chapter 47 (Meja Kerjaku dan Dirimu!)

Jangan pernah mengambil keputusan ketika sedang marah dan jangan pernah berjanji ketika sedang senang!

Annete pernah mendengar kalimat itu dan Annete selalu berpikir kalau kalimat itu adalah kalimat pengingat yang benar. Seharusnya Annete tidak pernah membuat Richard mencoba menjanjikan apapun untuknya ketika lelaki itu senang atas kuasa akan dirinya. Tapi bagaimana cara lainnya agar Richard bisa menjanjikan kedua hal yang membuat Annete berlari keluar tanpa memikirkan apa-apa lagi selain kedua hal itu?

Ayah kandungnya, juga kerajaannya!

Ayahnya yang sebenarnya dia benci, juga kerajaannya yang sebenarnya tidak dia sukai!

Richard hanya menyukai tubuhnya, menginginkan tubuhnya layaknya laki-laki lainnya yang selalu saja memandangi Annete (secara terang-terangan) dengan penuh nafsu ataupun menyembunyikannya dengan senyuman ramah yang terlihat murni dan tulus seperti seseorang yang Annete kenal selama ini (Sebut saja Maxim!). Ya, Richard sama saja seperti lelaki lainnya tapi lelaki yang satu ini begitu beruntung karena Annete pada akhirnya menyerahkan dirinya untuknya.

Annete tersenyum disela-sela ciuman yang masih Richard berikan padanya (Richard mencium seperti tanpa ampun), merasa lucu karena baru saja menyadari setelah berperang menutupi semua perasaannya selama ini. Mungkin saja menghilangkan penyakitnya (kutukannya) yang menjadi alasan Annete untuk menyerahkan dirinya pada Richard hanyalah alibi atas kebohongan yang dia buat pada perasaannya sendiri. Mungkin saja, sejak malam itu atau jauh dari yang Annete sendiri sadari, dia telah jatuh pada lelaki yang sudah dia cap sebagai lelaki paling kejam itu sejak pertama kali mereka bertemu.

Bisa jadi sejak mereka melakukan perjalanan menuju Gretaer North kah?

Bisa jadi sejak mereka sering bertemu di Greater North kah?

Atau bisa jadi setelah Richard terus saja menolong Annete kah?

Sepasang mata bulat Annete terbuka setelah terus saja memejam dalam beberapa detik ini (tentu setelah terbuai akan ciuman yang Richard berikan padanya). Matanya fokus mengamati wajah Richard yang berada sangat dekat dihadapannya. Mata elang lelaki itu terpejam dan hanya itu yang bisa Annete amati saat ini.

Apa Richard memejamkan sepasang matanya saat ini karena merasa terbuai dengan bibir Annete, sama seperti Annete yang terbuai akan ciuman yang lelaki itu berikan padanya? Lalu, apa jika seseorang terbuai itu artinya mereka memiliki perasaan lain pada orang yang sudah membuatnya terbuai?

Pegangan tangan Richard yang terus memegangi tangan Annete mengendur lalu dengan mudahnya Annete bisa membebaskan kedua tangannya itu. Annete memegang kedua bahu Richard, lembut kemudian perlahan dia mendorong tubuh Richard.

Richard membuka sepasang matanya, menatap bingung sambil menjauhkan dirinya dari Annete (melepas pagutan bibirnya).

"Bernafas! Aku butuh bernafas lebih banyak, aku masih ingin hidup!"

Annete pikir Richard akan menaikan sebelah alisnya dengan ekspresi dinginnya yang tampan tapi lelaki itu justru tersenyum dengan tulus dan lembutnya. Sejenak, Annete rasa ada yang salah dengan penglihatannya.

Richard memang menjauhkan tubuhnya tapi tidak terlampau jauh seperti yang kalian pikirkan. Duke yang terkenal sempurna itu hanya menjauhkan kepalanya saja, tidak dengan tubuhnya karena Annete masih merasakan dada Richard (setengah tubhnya) yang menempel dengan (juga setengah) tubuhnya saat ini.

"Kau akan terus hidup!" Kini Richard tertawa kecil dengan tampannya sebelum menambahkan, "Tidak ada orang yang mati karena berciuman, Annete!"

"Siapa yang tahu?!" Annete menggidikan kedua bahunya sambil mengerucutkan bibirnya, menggoyangankan bibirnya (yang mengerucut menggemaskan itu) ke kanan dan ke kiri (sepuluh kali terlihat menggemaskan karena bibirnya agak bengkak dan bertambah merona). Kedua tangannya masih berpegangan diatas kedua bahu Richrad lalu Annete kembali mendorong pelan Richard. "Menjauhlah! Kau itu berat!"

The Last AphroditeDonde viven las historias. Descúbrelo ahora