Penyusup Yang Tampan

93 28 5
                                    

Chapter 30 (Penyusup Yang Tampan)

Annete membuka sepasang matanya kemudian seperti orang yang baru saja habis tenggelam ke dasar air yang cukup dalam, nafasnya terlalu tidak beraturan. Rasanya tidak sesesak seperti saat penyakitnya (kutukannya sebenarnya) yang selama ini dia rasakan tapi tetap saja rasanya terasa mengganggunya, tidak enak sama sekali. Ada perasaan sedih juga yang menyempil disudut dadanya, dan anehnya Annete sendiri tidak begitu mengerti asal muasal dari rasa sedih itu. Dia tidak tahu alasan mengapa perasaan sedih kini muncul dipagi harinya.

Apa karena mimpinya semalam?

Annete mengedipkan sepasang mata bulatnya, menatap lurus ke arah didepannya dengan pandangan kosong untuk beberapa detik kemudian dia mengenyampingkan cara tidurnya ke kiri. Satu tangannya bergerak menyentuh dada bagian kirinya, mengusapnya perlahan sambil berharap kalau hal itu bisa menghilangkan seluruh perasaan sedihnya.

"Semua itu hanya mimpi walau itu semua nyata tapi yang aku lihat didalam mata singa itu tidak berarti apa-apakan?" Annete kembali berkedip. Satu tangannya masih terus mengusap dadanya lalu dia kembali berkata untuk dirinya sendiri. "Buktinya Duke kejam itu masih hidup! Dia hadir didalam mimpiku semalam. Dan lagi, aku tidak akan mungkin membun..." Bibirnya sedikit bergetar, kelu dan membuat Annete gagap. "Aku tidak akan mungkin melakukan hal sekejam itu! Aku hanya memukul kepalanya dan itu terjadi karena aku panik waktu itu. Jadi aku tidak akan mungkin melakukan hal lainnya."

Annete kembali menggerakan tubuhnya. Kini dia sedikit bangun, menyenderkan punggungnya pada head board ranjangnya lalu sepasang mata bulatnya lagi-lagi berkedip tapi kini dengan gerakan yang cepat dan berkali-kali. "Mungkin itu memang mimpi, hanya sebatas mimpi jadi aku bisa melihat sesuatu dari dalam mata singa. Hal-hal yang tidak mungkin itu biasanya wajar terjadi didalam mimpi. Lagi pula, tidak mungkinkan singa itu adalah peramal dan bisa meramalkan masa depan? Dan hal yang paling tidak mungkin lagi adalah dimasa depan, aku tidak mungkin melakukan itu! Bukan hanya pada Duke kejam itu tapi pada siapapun, aku tidak akan mungkin membun..." Bibir Annete kembali bergetar, takut menyebutkan satu kata yang kini dia pikirkan. 

Dia menggigit bibir bawahnya yang bergetar, mencoba menetralkan perasaannya dari seluruh rasa takut dan kesedihan juga sedikit rasa was-was yang tercampur rasa khawatir. Annete menggelengkan kepalanya, berusaha percaya pada dirinya sendiri. "Tidak! Aku tidak akan mungkin melakukannya. TIDAK AKAN!"

TOK TOK TOK...

"Princess, apa anda baik-baik saja?"

Annete menolehkan kepalanya ke arah pintu kamarnya, tersenyum karena sadar kalau sudah seharusnya dia berhenti memikirkan hal-hal yang tidak perlu. Terutama soal mimpi paling aneh dari deretan mimpi anehnya itu. Annete kini berada di kamar pribadinya, di kediaman yang nyaman dan dia punya Lusi yang selalu berada disampingnya. Inilah hidup Annete, kenyataan dan bukan mimpi! Singa itu adalah singa peliharaannya si Duke kejam yang selalu bertindak seenaknya dan tidak sopan pada Annete. Jadi mungkin singa itu adalah salah satu singa ajaib yang memang sengaja disuruh si pemiliknya untuk membuat Annete kahwatir sepanjang hari dengan memperlihatkan bayangan atau potongan-potongan film  yang paling tidak mungkin itu pada Annete. Benarkan?

"Princess, apa saya boleh masuk?"

"Iya, silahkan masuk saja!"

Tidak lama setelah mendengar jawaban dari tuan putrinya, Lusi masuk, berjalan mendekati Annete dan meletakan semua keperluan tuan putrinya dipagi hari yang setiap paginya dia bawa di atas meja samping ranjang Annete. Lusi tersenyum melihat wajah tuan putrinya yang semakin hari terlihat semakin cantik. "Selamat pagi, Princess Annete! Apa ada suatu hal yang terjadi? Saya mendengar anda berteriak barusan. Lalu, apa ada makanan khusus yang ingin anda makan pagi ini, Princess?"

The Last AphroditeWhere stories live. Discover now