Seekor Domba Yang Tersesat

89 25 5
                                    

Chapter 28 (Seekor Domba Yang Tersesat)

Seekor domba putih menggemaskan yang selalu menurut pada sang pengembala pun konon katanya bisa melawan, bisa memberontak dan menyeruduk si pengembala yang sudah mengurusinya sedari kecil. Tapi hal apa yang membuat sang domba itu marah dan terlihat berbeda dari biasanya?

Elodie memandang Maxim dengan pandangan tidak percayanya. Sepasang matanya menyipit, menelisik wajah kakaknya yang berekspresi benar-benar berbeda. "Kau benar-benar bukan Maxim yang aku kenal selama ini!"

Max menyinggungkan sebelah senyumannya, menatap balik Elodie dengan pandangan yang selama ini berusaha dia sembunyikan dari semua orang. "Itu artinya kau memang belum cukup mengenalku selama ini, Elodie!"

"Tidak mungkin!" Elodie tersenyum, masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini dalam wujud kakaknya yang biasanya selalu terlihat lembut, ramah juga tulus pada semua orang. "Apa semua ini karena princess Annete? Seorang pangeran yang berhati lembut, yang terkenal baik hati seketika menunjukan taring tajamnya yang siap untuk menggigit siapapun. Perubahan yang terjadi padamu saat ini, semuanya karena Princess Annete bukan?"

"Aku benar-benar kecewa padamu, Elodie!" Satu tangan Maxim terangkat untuk membelai rambut dikepala Elodie, mengusapnya perlahan namun cukup mampu membuat Elodie merasa terancam. "Aku kecewa karena kau tidak pernah mengenal wujud asli dari kakakmu ini!" Maxim sempat tersenyum tampan dengan ketulusannya (senyuman yang biasanya dia tampilkan) sebelum tangannya berhenti mengelus rambut Elodie tapi tetap berada diatas kepala adiknya itu sambil menambahkan dan merubah cara tersenyumnya menjadi terlihat menakutkan. "Dan aku sangat sangat kecewa karena kau ternyata lebih memerhatikan Richard dibandingkan kakakmu sendiri! Kau bahkan masih mau membelanya saat ini!"

Elodie melirik tangan Maxim yang masih berada diatas kepalanya kemudian melangkah mundur, menjauhi tangan kakaknya yang seketika terlihat lebih besar dan kuat dari biasanya. "Tentu aku tidak bisa memercayainya begitu saja! Tidak mungkin Duke Richard tertarik pada Princess Annete! Dan lagi, kenapa kau jadi terlihat membenci Duke Richard? Memangnya kesalahan apa yang sudah Duke lakukan padamu, Max? Apa kau tidak ingat dengan semua jasa yang telah dilakukan Duke untukmu?"

"Semua jasa Richard untuk ku?" Lagi, Maxim menyeringai seram dan melanjutkan. "Bukankah semua jasa yang sudah orang itu berikan semata-mata hanya untuk kerajaan ini? Aku tidak pernah memintanya! Dan pertanyaan selanjutnya! Kesalahan apa yang sudah dilakukan Richard padaku? Haruskah  aku menceritakan semuanya padamu?"

Elodie menggelengkan kepalanya, tidak ingin mendengar apapun lagi apalagi melihat Maxim yang menggebu-gebu setiap kali mengungkapkan kebenciannya pada Richard, pada lelaki yang Elodie sukai selama ini."Prince Max, aku rasa kau mabuk jadi sebaiknya kau pulang dan bawa Princess kesayanganmu itu!" Elodie berbalik, ingin melangkah dan pergi menjauhi Maxim tapi kemudian langkahnya harus terhenti, seolah tertarik untuk terus mendengar apapun yang Maxim katakan malam ini.

"Aku tahu kau bisa merasakannya! Kau juga bisa melihatnya dengan jelas tapi kau berpura-pura buta selama ini!" Lagi dan lagi, Maxim menyeringai seram. "Richard tertarik pada Annete makanya dia mengizinkan Annete masuk kedalam mansion pribadinya dengan mudah. Dan apa kau tidak sadar kalau sebesar apapun usahamu untuk menempel pada Ricahrd, lelaki itu tetap saja tidak bisa melirikmu! Tapi dengan Annete, diam-diam matanya yang tajam itu selalu melirik Annete, mencuri pandang pada Annete- ku!"

Elodie membalikan tubuhnya. Wajahnya sudah terlihat sangat kesal bahkan kedua tangannya kini mengepal kuat disetiap sisi tubuhnya. "Cukup, Max! Kau benar-benar sedang tidak dalam kondisi yang baik malam ini!"

"Berhenti menyangkal semua itu dan sadarlah kalau Richard bukanlah lelaki yang pantas untuk mendapatkan semua kasih sayang serta perhatianmu selama ini!"

The Last AphroditeWhere stories live. Discover now