Musuh atau Bukan?

303 9 0
                                    

Deruman suara motor memenuhi arena balapan. Banyak pasang mata yang sedang meneriaki para peserta disana, menunggu balapan dimulai. Sepasang mata menatap tajam lawan disebelahnya dengan tersenyum miring.

Dia begitu senang mengingat taruhan kali ini, dan Elvano pasti akan memenangkannya. Mengingat sudah beberapa kali dia selalu kalah balapan dengan wanita disampingnya ini. Jika Elvano menang, wanita itu harus menunjukkan identitasnya dan jika Elvano kalah dia harus menyerahkan motor kesayangannya itu.

Wanita itu melambai sambil tersenyum di balik helm full face nya. Elvano mengacungkan jari jempolnya kebawah seolah berkata dia pasti akan menang. Wanita berpakaian minim itu berjalan di tengah-tengah arena dengan membawa bendera.

Menunggu aba-aba mulai Elvano sesekali melirik lawannya itu kemudian menatap lurus ke depan. Bendera dikibarkan, mereka menancap gas dengan kencang. Teriakan para penonton menggema melihat mereka berdua beradu skill.

Elvano memimpin jauh sedangkan wanita di belakangnya berusaha mengikuti. Pria itu tersenyum miring, dia sudah paham skill lawannya itu setelah beberapa kali balapan dengannya. Tikungan tajam itu kemudian dimanfaatkannya, lalu posisi berubah dia memimpin didepan sementara Elvano tertinggal.

Elvano berdecak namun tak urung posisi mereka imbang. Pria itu menatap nyalang wanita itu dengan mengacungkan jari tengahnya. Elvano tersenyum miring begitu ia telah memenangkan balapan.

"Sesuai kesepakatan nona".

Wanita itu mengedikkan bahunya, dia turun dari motor sportnya menghampiri Elvano. Ervin dan Erland yang disampingnya sudah sangat penasaran. Siapa wajah sebenarnya dibalik helm ini.

Wanita itu menjentikkan jari dan muncullah dua orang wanita lain mengikutinya. Mereka sama-sama mengenakan helm, dia berbalik menatap kawannya sambil mengangguk.
Di detik berikutnya, baik Elvano, Ervin maupun Erland tercengang melihat ketiga orang itu. Kayla, Ica, dan Kheren.

"Taraaa!" Kayla terkekeh melihat raut wajah suaminya itu.

Elvano hanya diam menatap lurus wajah gadisnya itu. Detik selanjutnya keadaan menjadi panas karena baik dari pihak Elvano maupun Kayla sama-sama menodongkan pistol. Sedangkan yang lainnya hanya diam tak berkutik seolah sudah memiliki firasat hal ini akan terjadi.

"Cih pria itu sudah berhasil mencuci otakmu ternyata".

Kayla berdecih melihat Elvano yang kini hanya menatapnya datar. Erland yang hendak bertidak lebih dulu sudah ditahan tubuhnya oleh Elvano.

"Jangan menuduh sembarangan kalau tidak tahu faktanya". Ucap Elvano datar.

Kayla melongo seperkian detik sebelum dia tertawa sumbang, dia menatap nyalang pria di depannya ini.

"Menuduh? Kau bilang aku menyuruhmu tuan? In fact lo ternyata sangat bodoh sampai-sampai lo nggak tau kalau pria tua itu sudah membodohimu!".

Dadanya bergemuruh, amarah yang didalam diri Kayla kian memuncak. Hatinya terasa perih karena Elvano malah mempercayai ucapan pria tua licik itu! Bahkan menurut Kayla itu tak mengherankan karena dia adalah putranya. Pantas saja dia mirip seperti Leon, sangat bodoh!

"Jangan berani menyebutnya dengan julukan seperti itu! Atau kau-"

"Atau apa ha? Bunuh gue? Silahkan!" Kayla tersenyum miring.

Elvano sudah benar-benar tak bisa menahan amarahnya apalagi Kayla baru saja mengatai orang tuanya. Melihat Elvano yang hanya diam itu membuatnya terkekeh geli.

"Nggak berani? Dasar pengecut!"

"Nggak berani? Kenapa gue harus takut?" Sahut Elvano enteng.

Kayla menurunkan pistolnya, suara langkah kaki Kayla terasa mendekat menghampiri Elvano. Hingga kepalanya benar-benar dihadapan pistol Elvano, dia menatap manik pria itu yang memancarkan ketakutan. sekaligus amarah.

Hai finito le parti pubblicate.

⏰ Ultimo aggiornamento: Apr 17 ⏰

Aggiungi questa storia alla tua Biblioteca per ricevere una notifica quando verrà pubblicata la prossima parte!

My Spoiled Boss (21+) [Slow Update]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora