Ch.18 - Boundaries in relationships

70 12 16
                                    

Ryujin berdiri mematung tak bisa bergerak dan tak percaya dengan situasi saat ini. Terlebih deru nafas seseorang terdengar jelas, begitupula aroma tubuhnya. Bukan hanya itu, Ryujin tak menyangka Asahi membawanya ke tempat sempit ini.

"Diem dulu, nanti ketahuan," ucap Asahi pelan, bahkan hampir berbisik.

"Ya lagian siapa juga yang mau sembunyi kayak gini," gerutu Ryujin dalam hati.

"Lepas!" pinta Ryujin sembari mengangkat tangannya yang kini tengah digenggam oleh Asahi.

Sebenarnya Asahi pun baru menyadari ternyata ia masih menggenggam jemari tangan Ryujin. Alhasil, ia melepaskan genggaman tangannya. Namun, dikarenakan tempat tersebut sempit, Asahi harus berpegangan pada dinding di hadapannya, tepat di belakang Ryujin.

"Gue mau keluar dari sini."

GREP – Asahi menahan Ryujin dengan menggenggam jemari tangan Ryujin lagi.

Tentu hal itu semakin membuat Ryujin tidak nyaman. Ia berusaha untuk melepaskan tangan Asahi, tetapi di sisi lain ia harus menahan keseimbangan tubuhnya agar berdiri tidak terlalu dekat dengan Asahi.

"Lo sadar kalau ini gak bener, Sa?"

"Shh!"

Telunjuk kanan Asahi menyentuh bibir Ryujin, otomatis Ryujin segera menepisnya. Ia benar-benar tidak paham, Asahi sudah terlalu nekad.

"Gue gak mau di sini. Tolong lepasin tangan gue, kecuali lo rela pergelangan tangan lo terkilir."

"Kalau keluar sekarang, apa yang bakalan lo bilang ke suami lo? Lo denger sendiri kan Hyunjin lagi nyariin lo."

"Lo gak perlu tau, Sa. Pokoknya gue pengen keluar dari sini."

"Iya lo pasti keluar dari sini lah. Tapi tunggu waktu yang tepat, Ryu."

Ryujin menghembuskan nafas panjang sembari memalingkan wajahnya. Ingin rasanya ia meninju wajah Asahi yang terlihat tenang dan tanpa rasa bersalah itu.

"Lo denger, kan? Hyunjin lagi turun ke bawah. Gue yakin dia nyari ke semua ruangan."

"Kenapa lo nyeret gue masuk ke dalam masalah gini sih, Sa?"

"Lo anggap ini masalah?"

"Ya iyalah. Lo beneran gila kalau anggap ini bukan masalah. Lo sadar gak sama perbuatan lo? Sekarang gue jadi merasa bersalah sama mas Hyunjin. Gue gak ngerti kenapa lo jadi berubah gini."

"Ya, gue berubah. Gue hilang arah setelah kehilangan lo, Ryu."

"Winter kurang apa sih, Sa? Lo harus treat dia lebih baik. Dia istri lo. Dia ibu dari anak lo. Gue emang sepakat ikutin cara lo tapi lo gak bisa seenaknya gini dong."

"Ryujin."

"Oke, sekali lagi percuma ngomong sama orang mabuk. Jadi, denger ini baik-baik. Gue bakalan anggap ini gak pernah terjadi. Setelah ini sikap gue gak akan berubah. But, we must have boundaries in relationships."

"Batasan?"

"Iya. Hubungan kita sekarang hanya teman, gak lebih dari itu. Jangan melewati batas antara lo dan gue, Sa."

"Gue juga gak mau gini, Ryu. Naluri gue sendiri yang bertindak. Setelah kehilangan lo yang gue pikirin cuma lo. Gue selalu mikirin gimana caranya biar gue bisa ketemu lo lagi."

"Tapi lo gak berbuat apa-apa."

"Itu..."

"Cukup, Sa! Gue gak mau bahas ini terlalu dalam. Gue mau keluar dari sini sekarang."

"Oke."

Asahi melepaskan genggaman tangannya. Ia juga membukakan pintu rahasia dan mempersilahkan Ryujin keluar. Tentu dengan senang hati, Ryujin segera melangkah berjalan keluar.

Me (After) Losing You - Asahi RyujinWhere stories live. Discover now