Ch.10 - Ironic fate

72 13 12
                                    

Jam dinding yang terpasang di sudut ruangan salah satu bar sudah menunjukkan pukul 17.00 waktu setempat. Di meja sudut ruangan itu pula terdapat tumpukan gelas dan botol salah satu merek minuman keras.

Tidak ada yang menghentikan sang lelaki yang duduk di kursi tersebut dengan bertumpuk-tumpuk botol minuman. Toh, dia mampu bayar untuk itu.

Kring!

Terdengar suara dering ponsel yang terletak di atas meja. Laki-laki itu sempat mengintip siapa yang menelepon tapi setelahnya ia memilih minum kembali.

Satu panggilan tak terjawab, tak lama ponsel itu berdering kembali. Sama seperti sebelumnya, laki-laki itu tidak mengangkat panggilan telepon tersebut.

Panggilan terhenti namun kembali berdering. Kesal dengan panggilan telepon tersebut, akhirnya laki-laki itu menjawab juga.

"Lo dimana? Mas Jaemin bilang lo gak masuk kerja."

Tidak direspon. Laki-laki itu malah sibuk minum kembali. Seseorang dibalik telepon itu pun keheranan.

"Halo? Lo masih di situ, kan?"

"Ya ampun, jangan bilang lo mabuk lagi? Berarti sekarang lo ada di bar biasa?"

"Hmm."

Akhirnya walau hanya respon kecil, laki-laki itu berkata juga. Setelahnya terdengar suara teriakan di seberang telepon. Karena hal itu, laki-laki itu sempat menjauhkan ponsel dari telinganya.

"Kebetulan gue lagi di daerah situ. Tunggu gue, lo jangan pergi dulu!"

PIP – panggilan telepon terputus.

Lima menit berlalu, laki-laki itu bangun dari duduknya. Kemudian, dengan langkah kaki sedikit sempoyongan, ia berjalan menuju meja kasir.

Wanita bagian kasir itu memberikan bill pada laki-laki itu. Dikarenakan mabuk, laki-laki itu sempat kesusahan mengeluarkan dompetnya dari dalam saku celananya. Tidak sampai di situ, bahkan ia sempat menjatuhkan dompetnya. Laki-laki itu berjongkok untuk mengambil dompet miliknya.

Ketika hendak bangun, kepalanya menyenggol sesuatu. Bersamaan dengan itu perkataan kasar keluar dari mulut seorang wanita.

"What are you fucking doing?"

Lagi-lagi karena mabuk, alhasil laki-laki itu lambat merespon. Kini ia sudah berhasil berdiri kembali dan menatap wanita itu.

"This is funny for you, ha?"

Ya, laki-laki itu malah tertawa. Hal itu membuat wanita itu tambah kesal. Bagaimana tidak, laki-laki ini menyenggol pantat wanita itu dan bahkan kini malah tertawa.

"Take it!" ucap laki-laki itu sembari melempar kartu kreditnya ke arah wanita itu.

Wanita itu mendengus kesal. Ia sempat ingin melakukan sesuatu, tetapi teman wanita itu menahannya. Sedangkan laki-laki itu masih saja tertawa.

"Fuck you!" umpat wanita itu sembari menginjak kartu kredit laki-laki itu sebelum ia dan temannya berjalan pergi.

"This is your bill," ucap wanita kasir.

Wanita kasir itu juga kesal melihat kejadian tersebut. Namun, ya sudah. Ia merasa hal itu bukanlah urusannya. Terkadang hal seperti ini pasti terjadi. Bahkan bisa lebih parah.

Laki-laki itu mengambil kartu kreditnya lalu mengelapnya pada sweater yang ia pakai. Walau sebenarnya tanpa diambil pun, ia tidak akan rugi.

"Thank you," ucap wanita kasir setelah proses pembayaran selesai sembari menyerahkan kartu kredit itu.

Me (After) Losing You - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang