Ch.16 - Ego and beliefs

53 11 5
                                    

Asahi berjalan ke arah dapur. Di luar hujan masih turun, sehingga membuat Asahi ingin minum. Sesampainya di dapur, ternyata ia melihat Hyunjin yang tengah duduk di kursi meja bar.

"Belum tidur, pak Asahi?"

"Eyy, kita udah sepakat bicara santai, kan?"

"Tetap aja, pak."

"Lo juga belum tidur? Apa ada yang kurang nyaman sama kasur atau ruangannya?" tanya Asahi sembari membuka lemari penyimpanan.

"Gue ngomong gini gapapa? lo udah lama tinggal di Jakarta, kan? Lo juga bisa ngomong bebas," lanjut Asahi.

"Kamar sama kasurnya nyaman, cuma gue belum bisa tidur aja. Iya, dari kuliah gue tinggal di Jakarta. Di Univ yang sama akhirnya gue ketemu Ryujin."

Asahi menghentikan pergerakan tangannya. Tepat saat ini ia sedang memegang salah satu botol minuman. Lalu, ia berkata dalam hatinya. "Oh ketemu pas kuliah."

Setelah menutup lemari, Asahi membawa botol minuman tersebut dan disimpan di atas meja bar. Kemudian, ia membawa dua gelas khusus.

"Mau minum?" tanya Asahi sembari menuangkan minuman beralkohol itu ke dalam gelas.

"Sorry, gue gak minum."

"Ini red wine dolcetto, yakin gak mau?" Hyunjin menganggukkan kepalanya.

"Wow. Gak pernah minum seumur hidup?"

"Udah, tapi gak lagi. Semua berkat istri gue. Lagian gue punya masalah kesehatan juga."

"Oh, oke," respon Asahi sembari duduk di salah satu kursi paling ujung, membiarkan kursi di tengah kosong.

"Kalau rokok?" tanya Asahi sembari mengeluarkan sebungkus rokok dan pematik dari dalam saku celana piyamanya.

"Rokok juga sama. Udah lama berhenti. Ryujin gak suka cowok perokok."

"Ternyata belum berubah," batin Asahi sembari menyalakan satu batang rokok.

Entah mendapatkan dorongan dari mana, Asahi nekat mengambil rokok yang ada di atas bangku panjang. Kemudian, ia mulai menyalakannya. Satu putung rokok habis dan ia menghisap satu batang rokok lainnya.

Saat sedang merokok, Asahi dikagetkan oleh seseorang yang berteriak memanggil namanya.

"Asahi!"

"Lo ngerokok? Buang rokoknya, Sa!"

Asahi tidak mengiyakan perkataan Ryujin padahal pacarnya sendiri. Ryujin mulai kesal hingga tanpa permisi ia menarik paksa rokok itu yang masih berada di mulut Asahi. Setelahnya dengan segera ia membaung putung rokok itu dan menginjaknya.

"Lo apa-apaan, sih!" Pekik Asahi sembari bangun dari duduknya.

"Lo yang apa-apaan, Sa. lo sadar gak sih sama apa yang lo lakuiin itu? Jawab, Sa!"

"Lo marah-marah karena foto itu, karena orang-orang tau hubungan kita?"

"Gue tau lo lagi terpuruk tapi lo jangan nuduh tanpa tau alasan gue datang ke sini. Gue ke sini karena khawatir sama berita ayah lo, Sa. Bukan karena foto-foto kita. Kalau soal foto, gue gak peduli. Gue peduli sama kadaan lo, Sa."

Perkataan Ryujin sukses membuat Asahi terdiam. Jujur ia juga merasa bersalah karena sudah emosi pada Ryujin. Alhasil Asahi hanya bisa menatap Ryujin tanpa mampu mengatakan apapun.

"Sa."

Ryujin berjalan mendekati Asahi, lalu memeluk pacaranya itu. Asahi mengira ia bisa tegar dengan masalah hidupnya namun ternyata salah. Dipeluk oleh Ryujin membuat hatinya semakin sedih, ia hanya mampu menundukkan kepalanya di bahu Ryujin.

Me (After) Losing You - Asahi RyujinWhere stories live. Discover now