Ch.13 - Reacquainted

72 11 21
                                    

Malam ini turun hujan walau tidak sederas malam-malam sebelumnya. Cuaca di Indonesia sedang tak menentu. Terkadang panas terik tapi bisa tiba-tiba hujan.

Jam dinding telah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Namun, sedari tadi masih terdengar suara percakapan di ruang kamar tidur bernuansa putih.

"Proyek di Jakarta gimana, mas?"

"Aku udah apply ke salah satu rumah produksi ternama tapi masih belum ada respon."

"Kalau acara tv itu?"

"Gak jadi ambil. Kalau dipikir-pikir lagi acaranya ga sesuai sama misiku. Aku tau itu kesempatan bagus biar aku bisa dapat proyek besar lagi. Ya itung-itung ngembaliin nama baikku. Tapi mau gimana lagi, sayang."

"Ya udah senyamannya kamu aja. Toh proyek yang sekarang kamu kerjain di sini juga lancar. Bagiku semua udah cukup, mas."

CUP!

Satu kecupan mendarat di pundak Ryujin. Kecupan itu diberikan oleh suaminya, Hyunjin. Mereka saling mengobrol dengan posisi cuddle  tidak saling berhadapan.

"Aku tetap berharap bisa dapat proyek besar kayak dulu."

"Apa aku harus minta bantuan Ayah?"

"Jangan, sayang. Biarkan aku berdiri di kakiku sendiri. Ini hanya soal waktu. Andai dulu kesalahpahaman itu gak terjadi."

Ryujin mengelus tangan Hyunjin yang kini tengah memeluknya erat. Ya, kejadian itu tidak akan pernah terlupakan. Hyunjin sampai kehilangan pekerjaannya dan akhirnya harus kembali pulang membawa Ryujin dan Kahee, putrinya.

"Jangan terlalu dipikirin, ya mas. Aku yakin Tuhan bakalan ganti sama yang lebih baik."

CUP!

Lagi-lagi Hyunjin mengecup pundak Ryujin. Pundak Ryujin memang terlihat jelas karena pakaian tidur Ryujin yang cukup terbuka.

Dikecup seperti itu membuat Ryujin mengganti posisi tubuhnya. Kini ia berbaring menghadap suaminya. Ia menatap bola mata Hyunjin lekat.

"Kamu pasti akan kembali menjadi sutradara yang membanggakan dengan karya-karya hebatmu, mas."

"Tapi..."

Hyunjin berkata pelan sembari menundukkan kepalanya. Melihat itu, Ryujin segera menyentuh wajah Hyunjin. Ia juga berusaha untuk menaikkan kepala suaminya agar tidak perlu menunduk seperti itu.

"Seperti yang kamu bilang, ini hanya soal waktu. Aku selalu bahagia kok asal tetap bareng Kahee dan kamu, mas."

"Aku gagal, aku gak mau kalian kesusahan karena aku."

"Shh!"

Ryujin menyentuh bibir Hyunjin dengan beberapa jemari tangannya. Ia mengerti perasaan Hyunjin akhir-akhir ini sedang tidak stabil. Hyunjin juga sering melewatkan jam makannya, hal itu membuat Ryujin sedih.

"Kita jalani bersama. Semangat dong, suamiku pasti bisa," ucap Ryujin menyemangati Hyunjin.

Mendengar itu perasaan cemas sedikit menghilang, Hyunjin bersyukur memiliki Ryujin dalam hidupnya. Ryujin selalu mendungkungnya apapun yang terjadi.

CUP!

Kini Hyunjin mencium kening Ryujin seraya memeluk istrinya itu lebih erat. Pelukan tersebut tentu dibalas oleh Ryujin. Sesekali Ryujin juga mengusap pelan punggung Hyunjin untuk menenangkan.

"Sekarang tidur, ya mas. Habis subuh kamu harus pergi ke luar kota loh."

"Iya, sayang," balas Hyunjin sembari mengelus rambut Ryujin.

Me (After) Losing You - Asahi RyujinWhere stories live. Discover now