Prolog

286 26 11
                                    

Langit sore kala itu tiba-tiba mendung. Padahal sedari pagi hingga siang cuacanya cerah. Sampai akhirnya tak butuh waktu lama hujan pun turun.

Sebuah mobil sedan memasuki area halaman depan rumah setelah seorang bapak-bapak yang mengenakan jas hujan membukakan gerbang. Setelah memarkirkan mobilnya, seorang perempuan keluar dari mobil. Lalu ia berlari menuju teras rumah.

Dikarenakan hujan turun cukup deras, pakaian yang dikenakan perempuan itu sebagian basah karena terkena air hujan. Walau begitu ia tidak memedulikannya. Perempuan itu buru-buru masuk ke dalam rumah.

"Eunseo!"

Perempuan itu menyerukan nama seseorang sembari berlari menuju lantai dua. Sesampainya di atas ia langsung masuk ke dalam sebuah kamar. Ternyata di sana ada seorang laki-laki tengah menemani anak kecil perempuan yang tengah tertidur.

"I-ibu."

Anak perempuan itu terbangun setelah mendengar suara pintu terbuka. Ia langsung mengenali perempuan yang kini sudah ada di hadapannya.

"Ibu."

Anak perempuan itu bangun dari posisi tidurannya. Kemudian, ia berjalan pelan menghampiri perempuan itu lalu memeluknya.

"Aku takut, bu. Ibu kemana aja?"

"Sayang."

Perempuan itu berjongkok untuk menyetarakan tinggi badannya dengan anak perempuan itu. Ia juga menatap lekat manik indah milik anak perempuannya. Ya, anak kecil bernama Eunseo itu adalah putri perempuan tersebut.

"Nak, kamu udah mengemas barangmu, sayang?" tanya perempuan itu sembari mengusap rambut Eunseo.

Eunseo menggelengkan kepalanya. "Ayah gak izinin aku mengemas baju-bajuku, bu."

"Ayo, ibu bantu mengemas bajumu."

"Eunseo gak akan pergi. Kamu juga."

Kini yang berbicara adalah laki-laki yang sedari tadi menemani Eunseo di kamar. Laki-laki itu berkata sembari berjalan menghampiri dan kini berdiri di samping Eunseo.

Seakan tak peduli, perempuan itu bangun dari duduknya lalu berjalan menuju lemari baju Eunseo. Ia juga mengeluarkan koper putrinya dan hendak mengeluarkan beberapa pakaian. Namun, laki-laki itu menarik lengan perempuan itu.

"Jangan! Kita selesaikan ini."

Tidak ada tanggapan, perempuan itu melepaskan cengkeraman tangan laki-laki itu. Kemudian, melanjutkan memasukkan beberapa pakaian ke dalam koper.

Laki-laki itu tidak melakukan banyak hal, kini ia hanya diam saja. Walau begitu, ia terlihat khawatir. Sesekali ia mengacak rambutnya kasar.

Di luar, hujan masih turun dengan derasnya. Langit sore terlihat semakin gelap. Sesekali petir datang menyambar. Hal itu membuat Eunseo ketakutan.

"Aku takut!"

"Ada ayah di sini, nak."

Laki-laki yang menyebut dirinya sebagai ayah Eunseo itu kini memeluk erat putrinya. Sedangkan perempuan itu telah selesai mengepak pakaian ke dalam koper. Setelahnya, perempuan itu membawa koper tersebut dan menarik lengan Eunseo.

"Aw, sakit, bu," keluh Eunseo yang kesakitan karena tangannya ditarik perempuan itu.

"Aku mohon, kita selesaikan dulu. Ini demi Eunseo."

Perempuan itu menghembuskan nafas kesal sembari memalingkan wajahnya. Untuk beberapa saat ia sibuk mengatur deru nafasnya lalu melepaskan cengkeraman tangannya pada lengan Eunseo.

"Tunggu di sini sebentar, ya sayang. Ingat, jangan keluar kamar sebelum ibu izinkan!" perintah perempuan itu sembari mengusap rambut Eunseo.

"Kita bicara di luar!"

Me (After) Losing You - Asahi RyujinWhere stories live. Discover now