Pulang dari Bali

2.6K 85 1
                                    

“Emh, Maaf Mr. James. Tapi besok pagi aku dan Pak Andra harus kembali ke Jakarta,” jawab Alana dengan tidak enak.

James langsung mendesah kecewa. 

“Kalian akan pulang besok? Kenapa secepat itu? Oh, ayolah. Ini bali. Sayang sekali jika kalian menikmati waktu hanya dua hari saja di bali. Lagipula aku masih ingin mengenalmu lebih jauh, Alana. Sepertinya kamu adalah partner bisnis yang sangat menyenangkan.” James berkata seolah ia tak melihat Andra ada di depannya. 

Atau mungkin James hanya menganggap Andra sebagai sebuah patung yang bisanya hanya diam membisu.

“Sekali lagi aku minta maaf Mr. James. Tapi kedatangan kami ke bali bukan untuk liburan. Kami datang ke sini murni karena tujuan untuk urusan bisnis semata. Selain itu, pekerjaan di kantor juga sudah menunggu kami. Jadi maaf..”  

“Oke.  Bukan masalah. Kalau aku tidak bisa mengajakmu dinner di bali. Mungkin aku bisa mengajakmu dinner di Jakarta. Betul ‘kan  Alana?”

“Hah?” Alana terkejut dengan ucapan James. Mengapa lelaki itu sangat gigih dan nekat mendekatinya? Apa James tidak tahu jika otak Andra sudah sangat mendidih saat ini.

Andra menaruh cangkir kopinya di atas meja. Kemudian ia menarik kursinya ke belakang. Membuat James dan Alana segera menatap Andra.

“Maaf. Sepertinya pembicaraan tentang kerja sama kita sudah selesai Mr. James. Jadi sekarang sebaiknya aku pergi saja. Silakan lanjutkan obrolan hangat kalian. Aku tidak ingin mengganggu,” kata Andra sambil melemparkan senyum yang ia paksakan pada James dan Alana. 

Lantas Andra memutuskan untuk pergi dari sana. Sedangkan Alana menatap punggung Andra dengan tatapan yang tak terbaca. Entah mengapa Alana merasa jika Andra sedang dibakar cemburu. 

‘Apa Andra memang merasa cemburu melihat Mr. James yang terus menggodaku? Ah, tidak. Andra tidak mungkin cemburu. Dia pasti hanya sedang kesal karena merasa diabaikan.’ Alana bergumam dalam batinnya.

“Ah, berdua saja seperti ini rasanya lebih menyenangkan ya, Alana,” ucap James dan mata Alana kembali tertarik untuk menatap lelaki tampan yang terlalu blak-blakan itu.

Alana hanya menyunggingkan senyum hambar. Sejujurnya Alana juga merasa tidak  nyaman saat james terus saja menggodanya.

“Aku—“

“Aku minta maaf, Mr. James. Sepertinya aku juga harus segera pergi. Aku lupa jika masih ada urusan penting yang harus ku selesaikan. Terimakasih atas waktunya, Mr. James. Sampai jumpa lagi!” Alana bangkit berdiri membuat James menatapnya dengan kening yang berkerut.

“Alana?” tanpa menunggu James berbicara, Alana bergegas meninggalkan lelaki tampan itu. Sementara James harus menelan kecewa karena nyatanya ia tak bisa berbicara lebih dekat dengan Alana.

***                    

Alana tidak kembali ke kamar hotelnya. Ia justru berjalan di pesisir pantai sembari sesekali menendang air dengan kakinya yang hanya mengenakan sandal telpek.

Desau angin yang berhembus membuat rambut lurusnya bergerak kesana-kemari. 

“Aku tidak mau pergi ke kamar dulu.  Aku takut jika saat ini Andra sedang marah. Aku takut Andra akan melakukan hal itu lagi padaku. Meski sejujurnya aku sangat merindukan sentuhannya. Tapi aku tidak suka jika Andra menyentuhku dengan cara yang tidak benar.” Alana bergumam sendiri sembari kaki jenjangnya tetap melangkah menyusuri pinggir pantai. 

Setidaknya hatinya sedikit lebih tenang di sini. Udara yang sejuk agak mendinginkan hatinya. 

“Andai kita masih sah sebagai suami istri. Pasti aku takkan menolak disentuh olehmu, Ndra. Atau bahkan mungkin aku akan merasa senang melayanimu.” Alana menyugar rambutnya, ia melarikan pandangannya pada tengah-tengah pantai yang terlihat begitu luas dan indah. 

Airnya yang benar-benar jernih, membuat Alana melengkungkan senyum tipisnya. Pantai ini begitu estetik menurutnya.  

“Rehan sangat suka pantai. Dia pasti akan senang jika ku bawa ke sini. Hah, Rehan. Mama sangat merindukan kamu sayang. Entah kapan Mama bisa mewujudkan keinginan kamu untuk pergi ke bali. Mungkin suatu saat nanti jika Mama mempunyai uang lebih, Mama pasti akan mengajak kamu ke tempat-tempat indah yang kamu mau,” ucap Alana sambil tersenyum hingga matanya menyipit.

Namun seketika senyumnya luntur saat ia teringat akan sesuatu.

“Uang? Iya. Apa yang harus ku lakukan dengan uang yang Andra transfer padaku?  Aku tidak mau menerima uang itu. Lagipula aku tidak pernah meminta uang itu pada Andra. Aku harus mengembalikannya setelah masuk kantor nanti. Ya. Aku harus mengembalikannya. Agar laki-laki itu tidak seenaknya terus menginjak harga diriku,” putus Alana dengan pikiran yang mantap. Kini kakinya kembali melangkah dan menyusuri pinggir pantai. 

Alana tidak tahu kemana kakinya akan membawa dirinya pergi. Tetapi yang pasti, Alana hanya ingin mengulur-ulur waktu agar tidak bertemu dengan Andra. Sebab jika Alana langsung pergi ke kamar hotelnya, pasti ia akan bertemu dengan Andra dan mungkin akan menerima penghinaan lagi dari lelaki itu.

Tidak! Sudah cukup untuk hari ini Alana merasakan hatinya dilebur oleh perkataan Andra yang tajam dan menusuk.

Namun sayangnya, tanpa Alana sadari, Andra justru tak sedang berada di kamarnya. Lelaki itu sedang berdiri mencari  angin kearah pantai. Dan mata Andra menyipit saat ia melihat Alana yang tengah berjalan pelan cukup jauh di depannya.

“Dasar wanita bodoh!  Apa otaknya sudah tidak waras sekarang, kenapa dia berbicara sendiri seperti orang gila?” Andra menatap Alana sembari melipat kedua tangan di dadanya.

Ya. Andra memerhatikan ketika Alana terus bergumam sembari melangkah kecil di pesisir pantai.

“Kenapa Alana ada di sini? Apa acara berbincang-bincang hangatnya dengan Mr. James sudah selesai? Secepat itu?” gumam Andra tanpa melepaskan pandangannya dari Alana.

Atensinya masih sempurna mengarah pada wanita yang dulu pernah mengisi hidupnya itu. 

“Baguslah. Alana ‘kan sudah memiliki lelaki yang bernama Rehan itu. Maruk sekali dia kalau sampai mengincar Mr.  James juga,” ucap Andra dengan perasaan cemburu di hatinya.

Ya. Andra masih terbakar cemburu. Hatinya merasa panas dan ia memilih untuk mendinginkannya dengan mencari udara sejuk. Siapa sangka Andra malah bertemu dengan Alana di pantai ini.

BYUR!

“Aww..”

Bola mata Andra melebar saat ia melihat Alana tiba-tiba saja terhempas ombak dan terjatuh di atas pasir.

“Alana!” pekik Andra terkejut dan segera berlari menghampiri Alana yang masih terduduk di atas pasir.

Mantan Istri CEO TampanUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum