Penderitaan untuk Alana

5.7K 150 1
                                    

Andra tersenyum menyeringai. Lalu menaikan sebelah alisnya pada Alana.

"Wah, ternyata kamu masih ingat namaku," kata Andra pura-pura antusias. "Apa kabar, mantan istri?" lanjut Andra yang bertanya dengan meledek.

Alana masih terkejut. Napasnya tercekat di tenggorokan. Saat ini ia melihat sosok Andra yang terlihat berbeda di hadapannya.

Tatapannya tak lagi selembut dulu.

Tentu saja! Bukankah Alana sudah meninggalkannya! Maka wajar saat Alana kini hanya bisa melihat tatapan benci dan penuh hinaan yang dilayangkan oleh Andra padanya.

"Kenapa kamu diam saja, Alana? Apa kamu terkejut melihatku yang ternyata adalah boss mu saat ini? Heum?" Andra bangkit dari duduknya. Kaki panjangnya melangkah mendekati Alana.

Hati Alana merasa bahagia, saat ia melihat pada kedua kaki Andra yang sudah bisa berjalan dengan baik.

Tapi Andra mendengus menyadari Alana menatap pada kakinya.

"Kenapa dengan kakiku, Alana? Kamu heran ternyata aku tidak lumpuh? Kamu terkejut melihatku bisa berdiri dan berjalan dengan normal?" tanya Andra sengit.

Membuat mata Alana berkaca-kaca menatapnya.

Andra mendengus saat mendapati wajah sedih Alana. Heh! Wanita itu pasti sedang berpura-pura! Begitu pikir Andra.

"Syukurlah. Aku senang sekarang kamu baik-baik saja, Andra," kata Alana pelan.

Tetapi Andra tersenyum miring sambil berpangku tangan di depan Alana.

"Tentu aku baik-baik saja. Setelah luka yang kamu buat delapan tahun yang lalu," sindir Andra yang seketika membuat Alana menunduk menggigit bibirnya.

Alana pasrah. Ketika Andra terus mengintimidasinya dengan mata elangnya yang tajam.

"Seorang wanita yang dengannya aku rela meninggalkan keluargaku, ternyata justru malah pergi meninggalkanku dalam keadaan sekarat. Aku terlalu naif, Alana. Aku pikir kamu adalah wanita yang begitu baik. Aku pikir kamu mencintaiku dengan tulus. Tapi rupanya aku terlalu bodoh untuk memahami cinta. Aku telah tertipu oleh topeng kepalsuan yang kamu buat. Kamu adalah wanita paling licik yang pernah ku kenal," ketus Andra dengan nada marah.

Alana menahan sesak di dadanya. Alana tidak menyangka, jika kebencian Andra akan sedalam ini.

Tergambar dengan jelas, raut penuh amarah itu di wajah Andra.

"Kamu memilih pergi dengan laki-laki lain saat kakiku sedang lumpuh? Kamu takut hidup melarat denganku, bukan? Kamu takut aku tak bisa memenuhi keinginanmu dengan kakiku yang cacat? Begitu 'kan, Alana?!" sentak Andra tepat di depan wajah Alana.

Alana tersengal, ia tak bisa lagi menahan air matanya yang ingin jatuh.

Perkataan Andra cukup untuk meremukan hatinya. Laki-laki itu bicara tanpa tahu yang sebenarnya.

"Cukup, Andra!" jerit Alana. Ia memalingkan wajah, enggan menatap Andra yang menatapnya dengan cemooh.

"Kenapa, Alana? Heh? Bukankah begitu kenyataannya? Kamu tahu, Alana. Selama ini aku mencarimu ke mana-mana. Bukan apa, aku hanya ingin menyapa mantan istriku yang katanya lari dengan laki-laki kaya. Tapi Tuhan sangat baik padaku. Dia justru membuatmu datang sendiri menemuiku. Aku pikir kamu telah bahagia setelah lari dengan laki-laki kaya itu. Tapi sepertinya kamu tidak lebih bahagia dariku. Buktinya kamu masih repot-repot mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupmu. Kemana laki-laki kaya yang membawamu pergi itu, Alana? Hah? Ke mana dia? Apa dia sudah bosan dengan tubuhmu, hingga akhirnya memilih untuk meninggalkanmu juga? Cuih. Sungguh menyedihkan!" Andra mencekal lengan kiri Alana dengan kuat. Andra tak peduli tangis Alana telah tumpah di pipinya.

Mantan Istri CEO TampanWhere stories live. Discover now