Sapu Tangan Kenangan

3.3K 94 1
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah jam makan siang selesai, Alana segera pergi dari pantry kantor dan melangkah menuju meja kerjanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah jam makan siang selesai, Alana segera pergi dari pantry kantor dan melangkah menuju meja kerjanya. 

Saat itu Andra keluar dari ruangannya dan langsung berdiri tegap dengan tubuh jangkungnya di hadapan Alana. Membuat Alana mendongkak menatapnya dengan raut penuh tanya.

“Ada yang bisa aku bantu, Pak Andra?” Alana bangkit berdiri dan bertanya dengan ragu.

Sebab mata Andra menatapnya lurus dan tanpa  ekspresi.

“Jika ada berkas penting atau apapun itu, taruh saja di atas meja kerjaku. Aku akan keluar sebentar. Sherly mengajakku makan siang di luar. Dan aku tidak mau waktuku diganggu!”  tegas Andra dengan sengaja menekan nama Sherly agar terdengar jelas di telinga Alana.

Hati Alana mencelos membayangkan bagaimana mantan suaminya yang masih sangat ia cintai itu, akan menikmati  makan siang dengan wanita lain.

‘Ah, Alana. Untuk apa kamu cemburu? Sadarlah. Andra sudah bukan milik kamu lagi. Kamu tidak punya hak atas dirinya!’ batin Alana mengingatkan otaknya yang tidak tahu diri.

“Baik, Pak Andra.” Alana menganggukan kepala sebagai jawaban.

Andra kemudian berlalu  begitu saja dari hadapan Alana. Sementara netra Alana yang bulat masih memandang punggung kekar yang berjalan menjauhinya itu.

Andai Alana tidak mempunyai  urat malu, pasti Alana sudah berlari menubruk Andra dan memeluknya dari belakang. Merasakan lagi punggung kekar yang selalu ia rindukan selama ini. 

“Sherly..  sekarang wanita itu yang sudah menggantikan seluruh posisiku di hati kamu, Ndra. Aku sudah bukan siapa-siapa lagi bagi kamu,” desah Alana pelan seraya kembali mendudukan diri di kursinya.  

Alana berusaha mengusir perasaan cemburu yang mendera di hatinya saat ini. Alana memilih untuk menyibukan dirinya dengan bekerja. Meski tak dipungkiri lagi, jika bayangan tentang Andra dengan wanita lain terus saja mengganggu pikirannya.

***  

“Aku harus mengantarkan berkas-berkas ini ke ruangan Andra. Andra masih belum kembali sampai sekarang. Bukankah tadi dia bilang taruh saja di atas mejanya. Ya. Sebaiknya aku langsung taruh saja di atas meja kerja Andra.”  Alana bangkit berdiri dari kursinya.

Mantan Istri CEO TampanWhere stories live. Discover now