Salju Baru Nusantara #1

0 0 0
                                    

Dingin menusuk tulang

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Dingin menusuk tulang. Udara beku menembus, merambati sumsum dan persendian. Bulir-bulir salju kristal air menutupi atap-atap rumah pun jalanan. Permukaan-permukaannya basah kala mereka menjelma jadi tetes-tetes air –walau hanya sedikit yang bisa mencair; beberapa terlalu banyak, menumpuk di atas dahan-dahan pepohonan. Daun-daun jadi putih. Lampu-lampu taman tak kuasa memancarkan cahaya. Kursi-kursi di sana pun tak beri ruang tersisa, bagi siapa saja pengunjung di sana.

 Kursi-kursi di sana pun tak beri ruang tersisa, bagi siapa saja pengunjung di sana

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Salju ada di mana-mana. Kami berada di musim dingin terpanjang dalam sejarah manusia, sejak dua puluh dekade silam pernah terjadi di daratan satu dunia akibat letusan Gunung Tambora. Pun sejak sepuluh dekade semenjak suhu dingin terendah di bawah titik beku memerangkap penduduk di negara lain, Vancouver, Kanada. Aku jadi ingat beberapa film tentang orang-orang yang berada dalam musim dingin terpanjang mereka. Ya, sebagian besar adalah film beraliran fantasi-animasi. Para ilmuwan menyebutnya sebagai, Zaman Es.

Dunia diselimuti badai salju tiap waktu, tak menentu, pun tak terbaca. Manusia menderita kelaparan dan kedinginan. Orang-orang menjadi kanibal sebab kehabisan cadangan makanan. Belasan lansia dengan cerita-cerita mengerikan dan menyenangkan. Tak ada yang tahu, mana yang benar dan mana karangan belaka. Tidak ada seorang pun tahu secara pasti, apa yang bisa terjadi saat musim dingin menjadi lebih lama dari biasanya. Orang-orang akan selalu berharap sesuatu tak berjalan sesuai bayangan terburuk mereka masing-masing. Meski itu masih cukup mungkin terjadi. Ketika salju melaju menembus, menutupi hamparan tanah dan genangan air yang membeku, satu persatu penghuni rumah batu berseru, bahwa ada banyak sekali serangga bertipe koloni yang terkubur di bawah salju. Dari mulai para prajurit hingga sang ratu.

Namun, lain hal dengan kondisi cuaca ekstrem di negeri ini. Sebab puluhan ribu tahun ke belakang justru dikenal sebagai daerah tropis. Negeri ini memiliki hanya dua musim. Letak geografis dilintasi Garis Khatulistiwa. Sekarang malah harus mulai terbiasa terhadap dua musim tambahan. Panas dan dingin. Sementara hujan dan kemarau tetap ada, sesuai rentang waktu pembagian yang baru.

Seluruh kota memutih sampai malam ini. Tak ada tempat bersantai di pinggir jalan. Warung-warung atau pedagang kaki lima. Loper minikoran alternatif atau pengamen di perempatan. Nasi goreng, pecel lele, bubur, roti bakar, bakso, atau penjual jus buah. Tak ada sama sekali. Apa pun yang bisa kamu temukan di sebuah kota yang tertutup salju, cuma cahaya kuning perapian dari dalam rumah. Lampu jalan pun tak terlalu banyak berpengaruh. Nyaris tak ada tempat hangat untuk pulang dan berkumpul bersama keluarga, selain di depan tungku perapian.

MANSHEVIORA: Semesta AlternatifDonde viven las historias. Descúbrelo ahora