"Kakak kamu kan alumni SMA Tribe dan pernah juga jadi anggotanya." Eksa tersenyum bangga sambil menepuk bahu Selim.

"Eh?" Sanju segera menatap sang kakak, ia baru tau soal ini.

Sementara Are dan Haris hanya tersenyum tipis, kedua orang yang sedang dibicarakan sama-sama diam sambil menikmati makanan masing-masing. Baik River maupun Selim tampak sama-sama tidak peduli dan tidak tertarik dengan fakta yang baru terungkap.

"Omong-omong, River sudah punya pacar belum?" pertanyaan Mila selanjutnya pada River yang dilontarkan dengan nada meledek.

"Udah." Jawaban River terdengar sangat lugas dan enteng.

"Yaaah, Tante kira belum. Kalo belum, mau Tante jodohin sama Sanju."

River dan Sanju langsung beradu mata. River dengan wajah datar dan ekspresi yang susah dibaca, sedangkan Sanju malu abis.

"Mama! Jangan gitu, ah!" sungguh Sanju merasa sangat tidak nyaman dengan pembahasan ini. Apalagi dari cara River menatapnya tadi.

"Loh, kan River masih punya kakak. Siapa tau kakaknya masih jomblo." Dengan keinisiatifannya, Eksa menyahut.

"Oh, iya. Mama lupa. Kan masih ada Hunter ya." Wajah Mila tampak begitu sumringah.

"Gimana, Ris? Kayaknya ngejodohin anak-anak kita itu ide yang bagus." Eksa segera bertanya pada Haris.

Mendengar nama Hunter, apalagi dengan pembahasan seperti ini, membuat wajah Sanju merah padam. Bukan marah, ia malu. Sampai-sampai ia tidak berani mengangkat wajah.

Kedua mata Are segera melebar. Sungguh di luar prediksi jika pembicaraan makan malam ini akan menjurus hingga ke persoalan perjodohan. Karena demi apa pun, Are belum pernah membayangkan anak-anaknya untuk melangkah sejauh itu. Baginya, Hunter dan River akan selalu menjadi anak-anak kecilnya yang ingin ia jaga selalu, semampunya. Sambil menggigit bibir, Are menatap sang suami yang bersiap memberikan reaksi atas ide dadakan Eksa.

"Masih terlalu dini untuk membicarakan hal itu."

*

Acara dinner bersama akhirnya selesai. Setelah membersihkan diri, Sanju pun kini sudah bisa meluruskan badan di atas ranjangnya yang nyaman dan serba pink itu. Sambil memperhatikan langit-langit kamarnya, ia menghembuskan nafasnya pelan. Berharap kekecewaan yang ia rasakan malam ini, ikut keluar bersamaan dengan karbon dioksida.

Kecewa? Ya, Sanju kecewa dengan acara dinner tadi. Sebab orang yang ia harapkan datang, justru tidak menampakkan diri. Betul sekali, Sanju mengharapkan Hunter untuk datang dan bertemu dengannya.

Bayangkan, Sanju sudah berdandan cantik, memakai dress anggun dan mahal selain untuk menjaga nama baik keluarganya, juga agar bisa dilihat oleh Hunter. Tapi apa? Hunter malah menghilang tanpa ada kabar.

Untuk melampiaskan kekecewaannya, ia meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas. Masih sambil berbaring, ia membuat instagram story dengan mengunggah foto langit-langit kamarnya dengan membubuhi caption:

Maybe later.

Hanya dalam hitungan menit, notifikasi instagram-nya langsung berisik. Tentu saja para followers-nya berlomba untuk memberikan perhatian kepadanya. Sudah pernah diberi tahu kan, kalau Sanju itu gadis yang terkenal cantik dan baik? Jadi jangan heran, popularitasnya di SMA Lavida juga tidak kaleng-kaleng. Bahkan ia menjadi cewek nomor satu dengan jumlah followers terbanyak se-SMA Lavida baik di instagram maupun di tiktok.

Karena terlalu banyak, Sanju biasanya akan mem-filter komenan mana yang akan ia balas dari sekian banyak komentar yang memenuhi notifikasi dari unggahan terbarunya. Kalau komennya hanya sekedar iseng atau menggodanya, tak akan ia gubris. Biasanya Sanju hanya akan membalas komentar dari teman-temannya saja. Itu pun yang komentarnya normal. Seperti komentar dari temannya, Nabila.

Here To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang