Day 1 New Zealand Part 1

1.6K 229 6
                                    

Saat matahari mulai menyinari kamar melalui jendela kaca, Jennie perlahan-lahan membuka kedua matanya. Cahaya yang masuk menerangi ruangan, membawa Jennie kembali ke kesadaran. Butuh beberapa saat bagi Jennie untuk sepenuhnya pulih dari tidurnya.

Ketika kesadaran Jennie kembali, dia merasa bingung mendapati dirinya berada di dalam kamar ruang kerjanya. Pikirannya mencoba memahami situasi yang tidak sesuai dengan ekspektasinya. Seharusnya, dia berada di dalam mobil atau di masion bukan di kamar ruangannya.

Jennie mungkin merasa sedikit kaget atau bingung dengan keadaan yang tidak biasa ini, mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya dan bagaimana dia bisa sampai di sini. 

"Astaga!" dengan cepat, Jennie beranjak dari tempat tidurnya, teringat akan perjalanan ke New Zealand bersama calon suaminya. Pikirannya langsung tertuju pada keberadaan Liam, dan dia merasa perlu segera menemukannya.

Klik,,,

Pemandangan pertama yang dilihat Jennie saat membuka pintu kamar adalah calon suaminya. Jennie merasa lega melihat calon suaminya, dalam keadaan aman dan tertidur di ruangan tersebut. Namun, ia juga merasa kasihan melihat posisi tidak nyaman yang dihadapi calon suaminya saat tidur di sofa. Dengan buku terbuka di salah satu tangan, terlihat bahwa dia mungkin terlelap sambil membaca.

"Tuan CEO tampan yang malang," ucap Jennie bergeleng-geleng kepala dengan senyum manis di wajahnya sambil menghampiri Lisa, untuk memperbaiki posisi tidur calon suaminya.

Dengan sentuhan lembut, Jennie mencoba mengatur posisi tidur calon suaminya agar lebih nyaman. Namun, sayangnya, sentuhan itu justru berhasil membuat Lisa terbangun dari tidurnya. Mungkin gerakan atau sentuhan yang tak terduga tersebut membuat Lisa tersadar dari tidur lelapnya.

"Good morning!" seru Jennie dengan penuh semanngat.

"Oh, morning," balas Lisa yang kaget melihat Jennie di hadapannya.

"Sudah bangun Tuan CEO?" tanya Jennie basa-basi.

Lisa memposisikan tubuhnya agar lebih nyaman, kemudian menjawab pertanyaan dari calon istrinya dengan tatapan yang tenang. "Seperti yang anda lihat, Miss CEO."

Jennie menganggukkan kepala mendengar jawaban calon suaminya.

"Kenapa kita di perusahan? Seharusnya kita di mansion," Jennie bertanya pada calon suaminya.

"Aku pikir dirimu memiliki banyak pekerjaan yang harus di selesaikan hari ini, akan sangat memakan waktu bila harus pulang ke masionmu. Istirahat diperusahaan bukan hal yang buruk 'kan?" Lisa.

"Ya, hari ini ada begitu banyak pekerjaan yang segera diselesaikan. Tapi, dirimu sudah pasti tidak nyaman berada di dalam ruangan ini. Apalagi sampai ketiduran dengan posisi duduk disofa, sudah pasti sangat tidak nyaman bukan?" Jennie.

"Ruangan yang bagus. Ya, hanya sedikit merasa tidak nyaman dengan posisi tidur selebihnya bisa ditangani," jawab Lisa.

Jennie menganggukkan kepala menanggapi ucapan calon suaminya. "Ingin sarapan dengan apa? Tidak masalah memesan sarapan diluar dan makan disini?"

"Bolehkah aku menggunakan kamar mandi? Rasanya sangat tidak nyaman belum membersihkan diri di jam segini. Terima kasih, tawarannya. Aku masih kenyang," jawab Lisa merasa tubuhnya lengket semua.

"Tentu, kamu bisa menggunakannya. Kenyang?" tanya Jennie bingung dengan calon suaminya. Kapan calon suaminya makan? Bukankah baru beberapa waktu lalu bangun dari tidur, itupun karena sentuhan yang dilakukan dia pada calon suaminya.

"Terima kasih. Ya, 1 kota susu cokelat," jawab Lisa.

Jennie semakin bingung setelah mendengar jawaban dari calon suaminya. Sepertinya ada beberapa hal yang Jennie lewatkan saat dirinya sudah lebih dulu masuk ke alam bawah sadarnya.

BROKEN WINGWhere stories live. Discover now