Grep,,,
Tubuh tegap Lisa jatuh ke dalam pelukan calon istrinya. Jennie dengan refleks bagus, lebih dulu menarik tubuh calon suaminya untuk jatuh ke dalam pelukannya. Hal itu lebih baik dari pada Lisa berakhir di dalam sentuhan atau pelukan karyawati bandara. Kalau sampai hal itu terjadi tidak bisa dibayangkan nasib Lisa dan karyawati bandara itu ditangan Jennie.
"Oh," Lisa membuka mata setelah kesadarannya pulih, dia merasakan pelukan hangat dari harum wangi rambut calon istrinya.
"Ingin menunda beberapa waktu dulu?" tanya Jennie masih setia memeluk tubuh calon suaminya yang hampir tumbang.
"E-em, tidak. Kita bisa berangkat sekarang. Tolong lepaskan pelukannya!" Lisa belum bisa menerima sentuhan yang lebih intim dari perempuan lain selain dari mommy, mendiang istri, dan putrinya.
"Ah, maaf! Ayo, berangkat," ajak Jennie langsung melepaskan pelukan di tubuh calon suaminya dan berjalan lebih dulu ke arah jet meninggalkan calon suaminya.
Lisa mengikuti langkah calon istrinya dengan langkah kaki kecil. Sepanjang lorong menuju masuk jet, Lisa memikirkan tindakannya beberapa waktu lalu pada calon istrinya, apakah dirinya menyinggung perasaan calon istrinya? Apakah dirinya berlebihan? Tapi Lisa benar-benar belum nyaman untuk bersentuhan dengan perempuan lain, termasuk Jennie yang dalam beberapa hari ke depan akan menjadi istrinya.
"Apa aku berlebihan?" gumam Lisa memperhatikan punggung calon istrinya yang berjarak beberapa langkah dari dirinya.
Sementara Jennie sudah memerah, karena tindakannya beberapa waktu lalu. Jennie merasa legah saat calon suaminya tidak bersentuhan atau bahkan jatuh ke dalam pelukan karyawati bandara tadi. Tapi di satu sisi Jennie merasa malu karena tindakan dirinya yang sudah pasti membuat calon suaminya merasa tidak nyaman dan sudah pasti calon suaminya akan menilai Jennie sebagai perempuan agresif.
"Astaga! Jennie Ruby Jane Kim apa yang kamu lakukan? Kenapa selalu memperlakukan dirimu di depan calon suamimu! Kenapa selalu lepas kontrol saat bersama dengan calon suamimu! Astaga!" gumam Jennie benar-benar ingin menghilangkan diri dari hadapan calon suaminya.
Tiba di dalam jet, kedatangan Jennie dan Lisa disambut oleh pramugari dan pramugara yang bekerja di jet pribadi milik keluarga Kim.
"Selamat pagi dan selamat datang nona muda," sapa pramugari dan pramugara.
"Ya. Tolong siapkan obat Migran dan air hangat berikan pada tuan muda," ujar Jennie masuk ke dalam jet untuk mendudukkan dirinya.
Slang beberapa waktu Lisa menyusul Jennie ke dalam jet.
"Selamat pagi dan selamat datang tuan muda," sapa pramugari/pramugara.
"Selamat pagi, terima kasih," sapa balik Lisa dengan ramah sambil menahan rasa sakit di bagian kepalanya.
"Tuan muda ingin beristirahat di kamar?" tawar pramugara.
"Tidak, aku ingin bersama calon istriku," tolak Lisa.
YOU ARE READING
BROKEN WING
一般小说Lalisa Manoban adalah salah satu orang yang masih terpukul oleh kepergian mendiang istrinya, Rose, yang meninggal saat melahirkan buah hati mereka. Cinta yang mereka bagikan terasa begitu kuat dan mendalam, tapi kini Lisa merasa bahwa bagian terbesa...