Bab 18

1.3K 182 2
                                    

Happy reading, semoga suka.

Full  version sudah tersedia di Playstore dan Karyakarsa ya. Untuk bab perbab, hanya di Karyakarsa.

 Untuk bab perbab, hanya di Karyakarsa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Luv,

Carmen

_____________________________________________________________________________

Saat hampir tiba di kelasku, aku masih tersenyum senang seperti orang tolol di sepanjang koridor yang kulewati. Pikiranku penuh dengan pria itu juga kenangan tadi malam. Saat aku berbelok, tak sengaja aku melihat Claire dan Oscar yang sedang berciuman di sudut koridor.

"Get a room," godaku pada keduanya sementara mereka tertawa sambil cepat-cepat memisahkan diri. Claire lalu menatapku dan matanya kemudian melebar terkejut.

"Apa... apa itu cupang?" bisiknya pelan sambil mendekat padaku.

"Ap... apa?!"

Aku terkesiap dan mata Claire yang tajam turun untuk memeriksa leherku.

"Dua tanda bekas ciuman... wow, aku tidak menyangka kalau kau dan Shawn sudah sejauh itu."

Aku tahu aku tidak bisa menceritakan apa-apa tentang hubunganku dengan Dale jadi aku tidak mengoreksi ucapan Claire. Aku tahu sahabat-sahabatku itu akan tutup mulut jika aku meminta mereka melakukannya, tapi aku sudah berjanji pada Dale bahwa hubungan kami adalah rahasia dan tidak boleh ada sesiapapun yang tahu. Lagipula, hubunganku dengan Dale sangatlah tidak jelas. Tadinya kupikir ini hanya sejenis hubungan satu malam. Tapi kemudian dia menginginkan lebih. Tapi tetap saja, aku tidak merasa seperti benar-benar menjadi kekasihnya, kami bahkan tidak berkencan. Oke, kami makan malam bersama sekali, tapi hanya itu. Aku ragu Dale akan mengajakku keluar lagi karena pria itu sudah mendapatkanku tepat di tempat dia menginginkanku – ranjangnya.

"Ceritakan semuanya padaku," tuntut Claire. "Kapan kami bisa bertemu dengannya?"

Ini menjadi semakin sulit. Tapi untungnya, Oscar berkata bahwa dia harus segera pergi ke kelasnya dan kelas kami juga akan segera mulai.

Namun bukan berarti aku bisa lepas begitu saja. Saat berada di dalam kelas, Claire dengan tanpa menyerah, kembali mendesakku untuk menceritakan semua detailnya kepadanya. Jadi aku yang menyerah pada akhirnya. Aku bercerita bahwa kami pergi makan malam bersama, aku tidak menyebut nama dan membiarkan sahabatku itu berasumsi bahwa Shawn-lah yang aku maksud. Lalu aku berkata bahwa sebelum kami sadar, kami sudah menuju ke tempatnya dan... berhubungan intim. Lebih dari sekali. Itu saja yang terjadi.

"Wow," kesiap Claire senang. "Aku benar-benar senang untukmu... kau terlihat... bahagia," ucapnya tulus.

Ya, aku memang sedang bahagia. Tapi aku juga merasa bersalah karena tidak memberitahukan seluruh kebenarannya pada Claire. Dan aku juga merasa bersalah karena harus menyeret Shawn dalam masalah ini.

Begitu kelas selesai, aku bergegas mengucapkan selamat tinggal pada Claire dan memberitahunya bahwa aku harus mengerjakan tugas yang belum sempat kukerjakan tadi malam. Lalu aku bergegas menuju ke perpustakaan dan keluar lagi dari belakangnya. Aku menatap ke area parkir dan menemukan mobil pria itu di sana. Senyum melebar di wajahku saat aku berjalan mendekat. Kupu-kupu terasa beterbangan di tengah perutku saat aku membuka pintu mobil dan masuk untuk duduk di kursi penumpang di sebelah pria itu.

Dale tersenyum dan menyapaku dengan ciuman terlebih dulu.

"Jam berapa kau harus kembali ke kampus?" tanyanya kemudian.

"Sekitar jam 1.30 siang," jawabku.

"Bagus, aku juga," ucapnya lalu kami berkendara kembali ke penthouse-nya. Sebenarnya, aku tadi sempat berpikir bahwa mungkin pria itu akan membawaku untuk makan siang bersama di suatu tempat, tapi rupanya pria itu membawaku kembali ke tempatnya. This is really just an affair for him. A secret affair, aku mengingatkan diriku sendiri lagi.

Scandalous Love with Professor - Skandal Cinta dengan Sang ProfesorWhere stories live. Discover now