Bab 6

2.4K 198 2
                                    

Happy reading, semoga suka.

Yang mau baca duluan, bisa ke Karyakarsa ya, bab 24-27 sudah update, mengandung adegan 21+

Yang mau baca duluan, bisa ke Karyakarsa ya, bab 24-27 sudah update, mengandung adegan 21+

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Luv,

Carmen

____________________________________________________________________________

Selesai kelas pagi, aku berjalan cepat di sepanjang lorong untuk kelas berikutku. Saat tiba, aku bertemu dengan Claire yang juga baru datang.

"Hai, Claire," sapaku sambil masuk ke dalam kelas.

"Hei, Lana."

Kelas English adalah satu-satunya kelas kami yang sama semester ini. Sementara aku sibuk membongkar tasku, Claire sibuk memperbaiki riasannya. Tak lama, Profesor Elton memasuki kelas dan meminta maaf atas keterlambatannya.

"Selamat siang, semuanya."

Profesor Elton meminta kami saling memperkenalkan diri di pertemuan pertama ini dan menceritakan sedikit tentang hobi kami. Aku senang berbicara tentang aktivitas luarku selain kuliah. Aku suka berenang, kurasa hobi itu kudapatkan dari kedua orangtuaku. Setelah selesai memperkenalkan diri, aku kembali duduk dan merenung tentang mereka berdua.

Mereka berdua bertemu di tim renang di kampus. Ibuku seharusnya bergabung dengan tim olimpiade selama tahun terakhirnya di universitas, tapi dia terlanjur hamil dan harus mengundurkan diri. Demi aku, dia mengubur mimpinya, tinggal di rumah dan membesarkanku. Aku selalu ingat bahwa dia selalu beraroma harum dengan rambut yang persis seperti diriku, juga mata biru yang kuwarisi darinya. Aku juga memiliki tubuh langsing seperti perenang pada umumnya dan semua itu kudapatkan dari ibuku. Ah, memikirkannya seperti ini membuatku sadar bahwa aku masih terus merindukannya selama bertahun-tahun ini. Aku tahu ayahku juga merasakan hal yang sama, mungkin karena itulah dia tidak pernah berhenti bergonta-ganti wanita. Tapi hal itu tetap tidak akan membenarkan perbuatannya di mataku.

Setelah kelas selesai, kami memutuskan untuk berjalan kaki dan makan siang di restoran Ingrid. Tapi karena aku tidak punya jadwal kelas sampai jam 2, maka aku tinggal lebih lama.

Aku dan Ingrid berbincang tentang apa saja sampai akhirnya sahabatku itu menjadi lebih serius.

"Kau tahu, aku setuju dengan Claire."

"Apa?"

"Kau terlalu suka menahan diri bila berhadapan dengan pria."

Aku membuat suara dengan mulutku dan berpura-pura cemberut. "Aku juga pergi berkencan seperti kalian," protesku.

"Kapan kau pernah bersenang-senang memangnya?"

"Bersenang-senang tidak selalu berarti seks yang panas dan liar, Ingrid."

"Kenapa tidak? Kalau saja kau mau meruntuhkan sedikit pertahanan dirimu. Kau itu wanita yang sangat cantik, Lana. Tapi kau selalu membuat para pria menjauhimu dengan sikapmu yang tak ramah itu. Tidak ada salahnya bersenang-senang... karena begitu kau lulus dan menghadapi dunia nyata, segalanya begitu... serius. All work, less play, it makes us dull. Kalau sekarang saja kau menolak bersenang-senang, bagaimana ke depannya?"

Aku tersenyum. Aku mengerti maksud ucapan Ingrid. Aku memang sedikit sinis dan selalu kaku pada lawan jenis. Bukannya aku masih perawan, aku pernah berhubungan seks sebelumnya pada prom night. Hanya sekali itu dan sama sekali bukan pengalaman yang menyenangkan. Tapi mungkin jika dengan pria yang lebih berpengalaman, itu tidak akan menjadi hal yang begitu buruk. Entahlah.

"Kau mengerti bukan apa yang coba kusampaikan?" tanya Ingrid lagi.

Aku mengangguk. "Aku mengerti."

Scandalous Love with Professor - Skandal Cinta dengan Sang ProfesorWhere stories live. Discover now