BAGIAN EMPAT PULUH EMPAT

Start from the beginning
                                    

“Jaga ucapan lo!! Mereka gak mungkin memperlakukan gue kaya ucapan lo itu!” desis Queen menentang semua ucapan Clara yang hampir saja menghasut dirinya. “Dan satu lagi, kalo lo mendukung Alya. Itu artinya, lo musuh gue.” bisik Queen, sebelum pergi meninggalkan halaman belakang sekolah. Membuat Clara terdiam dengan tubuh kaku, menatap empat pemuda yang kini sudah menatap ia mengintimidasi, begitu tajam dan dingin. Clara bahkan tak mampu berkutik saat ini, astaga. Ia baru saja melakukan kebodohan, seharusnya ia tak mengambil tindakan gegabah seperti ini.

“Bawa dia, jadiin tahanan baru.” ucap Celvin, memberikan perintah pada tiga orang lelaki kekar dengan pakaian serba hitam mereka, yang entah kapan sudah berada di belakang tubuh Clara.

“LEPAS!!” pekik Clara berusaha melawan dua orang yang terus memaksa dirinya untuk menuju pintu keluar rahasia belakang sekolah.

“Lepasin dia!”

Suara dari arah belakang berhasil membuat aksi dua orang itu terhenti untuk menyeret tubuh Clara. Dimana, sosok Haikal yang memang baru saja datang untuk bertemu dengan Clara dibuat bingung sekaligus heran, apa yang membuat dua orang bertubuh kekar itu menarik sahabatnya?

“Haikal pergi!” instruksi Clara tak di indahkan oleh Haikal, pemuda itu malah mendekat dengan wajah datarnya. “Lepasin dia!” ulang Haikal, membuat salah satu dari mereka melepaskan Clara, memberikan pada rekannya untuk membawa pergi Clara. Sedangkan dua orang lainnya akan mengurus pemuda ingusan ini terlebih dahulu.

“HAIKAL!!” teriak Clara kala lelaki kekar teman dari dua yang yang menghadang jalan Haikal itu sudah berhasil membawa Clara pergi, menyisahkan Haikal yang mulai melawan dua orang itu secara membabi-buta.

“Ck! Lemah.” decak Haikal bangkit setelah berhasil menumbangkan dua orang pria berbadan kekar ini, sebelum mulai berlari keluar dari pintu yang di gunakan pria tadi untuk membawa Clara keluar.

Bugh!!

“Nyusahin!” decak Celvin malas, setelah memukul punggung Haikal dengan balok kayu.

“Angkat!” titah Calvin pada Cleo yang asik mengemut permen Milkita miliknya yang tak pernah ketinggalan dari dulu.

Menatap malas tubuh Haikal yang sudah tumbang tergeletak di tanah. “Udah, kita tinggalin aja. Ribet kalo bawa nih manusia satu”

Memutar bola matanya malas, Devan tanpa banyak bicara langsung mengangkat tubuh Haikal di pundaknya di bantu oleh Varren. Sebelum berjalan menuju mobil, karena jika Haikal di tinggalkan, maka semua akan sia-sia. Sebab, Haikal dan Clara adalah utusan dari Kakek Queen.

Flashback end

“Al?”

Tak ada jawaban dari Alya, Clara pikir. Mungkin gadis itu sedang tidak menyangka dengan sikap adiknya sendiri, tapi ia salah. Karena setelah beberapa detik, gadis itu malah tertawa layaknya orang gila. Hey! Apa yang lucu dari ceritanya? Apa gadis sinting ini sedang menganggap ia bercanda?

“Al! Gue serius!” ucap Clara kesal. Bisa-bisanya Alya malah tertawa di saat keadaan sedang tak sesuai saat ini. “Lo kenapa malah ketawa?! Ini soal hidup dan mati lo goblok! Lo pikir ini semu—”

BRAK!

Gelas berisi air putih yang berada di samping nakas pecah akibat ulah Alya yang melemparnya arah tembok yang persis berada di sebrang Clara, membuat jantung sang empunya hampir copot. “Lo gila?!!” pekik Clara, kesal karena gelas itu hampir mengenai wajahnya jika saja ia tak cepat-cepat menghindar.

Obsesi Devil'sWhere stories live. Discover now