BAGIAN DUA PULUH SATU

36.8K 2.1K 238
                                    

21. SEGORES LUKA

____________________

"Habisin mereka sebelum saya yang turun tangan sendiri!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Habisin mereka sebelum saya yang turun tangan sendiri!"

_Cleo Haidar Eileen Abigail_

Setelah kejadian tadi pagi, belum ada satupun dari empat pemuda itu yang membuka suara sama sekali.

Alya benar-benar gelisah, takut dan risih melihat keterdiaman ke-empatnya kala melihat segores luka disudut bibir Alya.

Apa yang sebenarnya mereka pikirkan? Apakah mereka marah hanya karena segores luka ini? Alya benar-benar tak paham dengan semua ini. Ia bingung sekaligus risau, takut jika ke-empatnya melakukan hal yang nekat.

Tapi... Apa peduli Alya untuk hal itu? Ia bahkan memusingkan hal yang benar-benar tidak perlu dipikirkan.

Namun, perkataan Cleo beberapa saat lalu benar-benar membuatnya sedikit gelisah. Dimana pemuda itu terdengar tengah berbicara dengan seseorang di sebrang telepon dengan kalimat yang sangat mengintimidasi dan yah—sedikit mengerikan.

"Habisin mereka sebelum saya yang turun tangan sendiri!"

Pada siapa sebenarnya Cleo berbicara? Dan siapa yang ingin pemuda itu habisi? Apa itu semua berkaitan dengan kejadian tadi? Ah! Sial. Alya bisa gila jika terus memikirkannya.

"Memikirkan aku, baby?" Bisik Cleo setelah mengambil duduk tepat disamping Alya yang tengah melamun didepan jendela kamar, duduk dengan kursi panjang yang memang diletakkan didepan jendela, agar gadisnya ini bisa melihat pemandangan luar mansion yang cukup—indah.

Memiringkan kepalanya menghadap Cleo, Alya menatap Lamat pemuda yang duduk tepat dibelakangnya ini, membuat Alya terlihat seolah bersandar pada dada bidang Cleo, yang nyatanya tidak.

"Siapa sebenarnya kalian?" Entah dari mana pertanyaan ini muncul. Namun yang jelas, Alya sudah tidak dapat lagi menyembunyikan rasa penasarannya, tentang siapa empat pemuda yang menculiknya ini? Kenapa mereka terus memanggil Alya sebagai Queen? Siapa sebenarnya Queen? Dan dimana gadis itu berada? Karena sungguh! Alya ingin bebas. Ia sudah lelah jika harus di jadikan obsesi empat pemuda ini Karena sosok Queen.

"Belum saatnya untuk tau semua itu Queen."

Lagi dan lagi! Mereka tidak pernah benar-benar bisa memanggil Alya dengan namanya sendiri! Bahkan mereka tidak mampu bertahan untuk memanggil Alya dengan sebutan Queen. Entah itu sengaja atau ketidak sengajaan mereka, karena terbiasa memanggil gadis yang Alya tidak pernah lihat wajahnya itu sebagai—queen.

"Lalu kapan? Kapan aku bisa tau semuanya?! Kapan aku tau identitas kalian yang sebenarnya?! Kapan kalian memberitahu aku tentang siapa itu Queen?"

Obsesi Devil'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang