BAGIAN EMPAT PULUH

18.4K 1.3K 945
                                    

40. PEMBALASAN DI MULAI!!

____________________

“Cukup ikuti perkataan kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Cukup ikuti perkataan kami. Maka, kau takkan terluka, percayalah.”

_Celvin Gelvano Axello_


Jakarta 2 Minggu paska kejadian.

Terbangun dengan keadaan tubuh yang terasa remuk. Alya hendak bangkit tat kala, tangan kirinya seolah di tahan. Di mana, ia mulai menoleh. Ck! Ini sungguh gila dan menyebalkan. Bagaimana mungkin ia yang tak sadarkan diri di rumah sakit ini terbangun dalam keadaan tangannya yang telah terborgol, seolah ia adalah tahanan.

Menatap ruangan yang ia tempati. Alya hanya bisa tersenyum sinis kala matanya tak sengaja menangkap yang tertidur di sofa sana dengan pulas. Haruskah Alya membunuhnya? Tsk! Bodoh! Bagaimana dirinya bisa membunuh orang itu, jika tangan kirinya sudah di borgol di sisi brangkar-Nya? Padahal. Ini adalah kesempatan emas untuk membunuh iblis itu.

Menoleh ke sisi kanan, Alya dapat melihat satu gelas penuh berisi air putih berada di atas nakas. Tanpa rasa takut sedikitpun, Alya melemparkan gelas berisi air tersebut pada Cleo. Namun, sial beribu sial. Gelas itu malah meleset dan hanya mengenai pelipis pemuda itu.

“Apa yang kau lakukan, Alya?!” bentak Cleo setelah mengusap pelipisnya kasar. Kala dapat ia lihat gelas di belakang sana yang sudah tergeletak tak berbentuk. Apa Alya baru saja melempar benda itu? Ke arah ia? Cleo benar-benar di buat bingung sekaligus marah pada tindakan Alya yang cukup berani.

“Kau yang apa-apaan?! Lepaskan ini SIALAN!! Kau pikir tanganku tak sakit?! Berpikirlah! Aku bukan hewan peliharaan kalian Bajingan!!” bentak Alya murka. Sudah tak tahan ingin mencabik-cabik Cleo yang telah memutuskan dua jari miliknya.

Terdiam dengan tatapan yang menghunus dingin pada Alya yang tak kalah menatap ia dengan dingin. Cleo di buat heran dengan tatapan Alya, begitu berbeda dan begitu menusuk. Tak pernah ia melihat tatapan itu di tujukan oleh Alya padanya, tapi kali ini? Apa yang terjadi? Kenapa Alya seolah orang yang berbeda?

Ciklek

Pintu ruang rawat Alya terbuka. Menampilkan dua orang lainnya yang begitu Alya benci kini mulai melangkah menuju brangkar milik Alya. “Ada apa?” Devan lebih dulu bertanya dari Varren, pemuda itu hanya diam di sisi kiri brangkar Alya.

“Lepas!” desis Alya menggerakkan tangan kirinya yang di borgol. Berusaha membuat Devan memahami ucapannya. “Al. Jangan bikin ulah.” peringatan dingin dari Varren sontak membuat gadis yang memakai baju rumah sakit itu tertawa tak jelas. Hingga membuat tiga pemuda itu mengerutkan kening mereka, bingung. Tentu saja.

Obsesi Devil'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang