BAGIAN TIGA

56.8K 2.6K 290
                                    

3. KESIALAN ALYA

"Penyesalan yang tidak ada gunanya."

____________________
______


Berjalan beriringan dengan kedua temannya, akhirnya setelah di paksa berkali-kali Alya memutuskan untuk pasrah mencari kalung nya itu yang entah sudah terjatuh di mana.

Menaiki mobil milik Haikal, dengan Alya yang duduk di kursi bagian belakang sendiri. Dengan Clara dan Haidar yang duduk di kursi depan, Alya termenung memikirkan kalung tanda pengenal nya sudah hilang. Sekarang ia tidak akan tau siapa orang tua nya, dan orang tuanya tidak akan bisa menemukan nya.

"Al" panggil Clara membuka suara. Membuat Alya yang di panggil menatap teman nya itu dengan malas.

"Kenapa?" Tanya Alya mengerutkan keningnya bingung, pasalnya Clara hanya menatapnya. Tidak mau mengucapkan apapun.

"Lo gak papa kan?"

Mengangguk dengan ulasan senyum di bibir hatinya. Alya menjawab, "gak papa, aman"

"Makasih ya kal, udah jemput gue sama Clara" ucap Alya merasa sedikit tak enak karna dirinya, Haikal harus putar balik ke tempat mereka berada. Padahal Haikal sudah hampir sampai ke sekolah.

"Gak papa, santai aja Al. Udah kaya sama siapa aja"

••••

Setelah bel keluar main berbunyi. Empat orang pemuda dengan wajah pari purna nya mulai keluar dari kelas untuk menuju kantin.

Memperhatikan dengan seksa meja yang biasa mereka duduki di pojok kantin masih belum di tempati oleh siapapun, dan dengan langkah santai. Mereka mulai berjalan menuju meja mereka, mendudukan diri mereka di kursi masing-masing.

Namun belum sepenuhnya terduduk, Cleo Haidar Eileen Abigael atau yang sering di sapa Cleo sudah di tabrak oleh seorang pemuda berkacamata bulat.

BRAK!

Bunyi nampan yang terjatuh berhamburan di atas lantai kantin, membuat seluruh pusat perhatian kini teralih pada laki-laki yang sudah menabrak Cleo.

"PUNYA MATA GAK LO?!" Sembur  Cleo, menatap tajam laki-laki yang sudah menumpahkan jus jeruk di sepatu mahalnya.

Menunduk kaku, laki-laki itu meremas tangan nya sendiri. Gugup bercampur takut karna ia sudah melakukan hal yang fatal.

"M-maaf k-kak" gugup nya masih menundukkan kepala.

"Angkat kepala lo bajingan!" Titah Cleo tak terbantahkan.

Meneguk ludahnya susah payah, laki-laki berkaca mata bulat itu mulai mengangkat kepalanya, menatap mata Kaka kelasnya itu yang terlihat marah besar padanya.

"Apa lo bilang tadi? Maaf?" Remeh Cleo dengan tatapan sinisnya. "Lo tau berapa harga sepatu gue?!"

"Senilai harga diri lo." Desis Cleo yang membuat semua penghuni kantin mulai berbisik.

"A-aku m-mohon kak. J-jangan keluarin aku d-dari sekolah ini, a-aku bakal lakuin apapun buat g-ganti sepatu Kaka"

Terkekeh ringan, Devan Derulo Nathalin, atau yang akrab di sapa Devan itu mulai bangkit dari duduknya. "Lo gak dengar kata teman gue?" Sinis Devan dengan tatapan meremehkan nya.

Obsesi Devil'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang