Jagung

79 14 0
                                    

Araf mengusap leher belakangnya yang sedari tadi terasa merinding. Ia menggelengkan kepalanya saat pikiran aneh satu persatu mulai memasuki pikirannya.

"Cuma perasaan gue." Gumam Araf.

Kembali melanjutkan tugasnya, Araf berusaha fokus mengerjakan tugas itu agar cepat selesai. Ia ingin segera pulang dan beristirahat setelah menerima banyaknya laporan yang sulit masuk di akal terkait lingkungan sekolah akhir-akhir ini.

"Setan? Hantu?" Ucap Araf.

Setelah mengatakan itu, Araf teringat dengan satu orang. Ia memegang dagunya sendiri sembari berpikir dan menganggukkan kepalanya setelah itu.

"Kalo dia gue percaya." Sambung Araf.

Menutup tugasnya, ia pun mengambil tasnya yang ada di sofa. Cukup sudah untuk hari ini berada di ruang osis dan mencoba memecahkan tugas dari laporan-laporan tentang makhluk tak kasat mata itu.

"Terserah mereka mau bilang apa. Yang penting gue-"

Tak melanjutkan perkataannya, Araf langsung terdiam. Ia merasakan ada sekelebat angin lewat dari belakangnya dan membuat bulu kuduknya makin merinding.

Namun saat melihat dari dalam ruangan, Araf tersenyum miring. Ia sudah yakin jika hantu yang meresahkan murid-murid adalah gadis aneh dan stres yang bernama Renata.

"Udah gue tebak pasti dia." Ucap Araf.

Berjalan membuka pintu ruangan, Araf langsung mengikuti langkah Renata dari belakang dengan pelan agar tidak ketahuan.

"Mau ngapain dia?" Gumam Araf.

Berhenti di balik tembok, Araf terus memperhatikan Renata. Ia bersembunyi di perbatasan gedung belakang sekolah dan mengangkat satu alisnya tinggi saat melihat apa yang dilakukan gadis itu di sana.

Sedangkan Renata, ia melempar karung besar yang sedari tadi di seretnya. Ia merentangkan kedua tangannya dan menghembuskan napas lelah.

"Bjirrr!!! Capeknya!!!" Teriak Renata.

Melihat keadaan sekitar, Renata sedikit merinding. Ia merasa jika dirinya sedari tadi seperti ada yang memperhatikan dan mengikutinya ke tempat ini.

"Rumornya di sekolah ini lagi ada uka-uka ya?" Gidik Renata takut-takut.

Menarik napas dalam dan membuangnya secara perlahan, Renata langsung menutup mulutnya. Ia celingak celinguk untuk memastikan tidak ada siapapun di sekitarnya.

"Anjir! Isi atas buang bawah gue!!! Bisa-bisanya gue malah kentut!!!" Umpat Renata.

Mengambil karung yang tadi di lemparnya, ia langsung mengeluarkan isi-isi yang ada di dalam karung itu. Renata menyusun banyaknya tempurung kelapa yang sudah tidak terpakai dan mulai membakarnya dengan korek api.

"Bjirrr!!! Merindu gue!" Gidik Renata.

Melihat tempurung kelapa yang sudah terbakar, Renata pun menggosok kedua tangannya dengan bahagia. Ia kembali mengambil karung tadi dan mengeluarkan beberapa buah jagung dari dalam sana.

"Bodo amat la katanya ada uka-uka disini! Yang penting perut gue kenyang menikmati hasil panen dadakan!" Girang Renata.

Saat sedang asik-asiknya mengeluarkan jagung, Renata tidak menyadari jika Araf datang dan berdiri di belakang tubuhnya. Laki-laki itu melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap aneh gadis itu.

"Ngapain lo?" Tanya Araf.

Mendengar itu, Renata terkesiap. Ia langsung menoleh ke belakang dan memukul kaki Araf dengan kesal.

The Past: What If Kisah Araf (Transmigrasi Ke Masa Lalu) Kde žijí příběhy. Začni objevovat