Tiba tiba kakak itu langsung menarikku, lalu menggandeng tanganku.

"Ih apaan kak" aku segera melihat wajah kakak itu sambil berusaha melepaskan tangannya dari tanganku

"Gue bawa payung" ucapnya datar sambil membuka payung tersebut

Aku hanya mengamati wajah kakak itu, lalu aku teringat sesuatu

"What the... Ini kan kakak yang kemarin? Kakak yang nyebelin itu?" ucapku dalam hati

Wajah putih, mata biru tua, dengan rambut style keren, tubuh ideal, dan tinggi seperti tiang listrik, itulah hal yang pertama kali terlintas dipikiranku tentang kakak yang nyebelin itu.

Hm mau gimana lagi kawan, aku akhirnya ikut kakak nyebelin itu, lagian kan daripada hujannya malah makin deras terus ujungnya aku malah hujan hujanan kan bisa kacau,

"Dek kita ntar masuk lewat sana" tunjuknya sambil mengarah ke arah gerbang kantin

"Kenapa kak?" tanyaku bingung

"Gausah nanya gitu, nurut aja" ucapnya

Aku hanya diam, lalu mengikutinya.

"Nah dek, lain kali kalau hujan lagi lewat sini aja ya." ucapnya datar

"Iyaa makasihh yaaaa kakk"

Kakak itupun pergi meninggalkanku,

Sekarang aku tau kenapa dia mengajakku kemari, karena gerbang kantin kan nyambung sama kantin, jadi maksudnya kan kalau hujan pasti kita kedinginan dia bilang seperti itu tuh biar pas kita kesini kita bisa langsung membeli teh panas atau coklat panas,

Mengapa aku bilang seperti ini?

Karena barusan aku melihat kakak tersebut ternyata berlari ke kantin dan aku melihatnya membeli teh panas, 2 gelas— hah? 2?

Jangan jangan buat aku lagi ya?

Kok aku deg degan gini sih—

"What..." respons pertamaku

Yap. Ternyata dia membeli dua itu, satunya buat temannya.

Hey, kenapa aku begitu percaya diri sih?

Ah sudahlah.

Akupun datang ke kelas,

"Faniii!!! Masa ya gue ketemu cowok di toko bunga suer deh dia nyebelin banget! Udah gue tanya baik baik malah ga di respons terus malah pergi. Terus masa yaa tadi gue ketemu kakak itu lagi dong— tapi aneh tadi dia baik, sosoan kayak yang udah deket pula." ucapku saat baru saja masuk ke kelas

"Yaampun Rev. Lu dateng dateng langsung curcol gini ya. Oke. Oke. Lo tau kakak itu siapa?"

"Gue gatau namanya he he..."

"Tapi gue tau ciri cirinya doang" ucapku lagi

"Gimana gimana? Kali kali aja gue tau"

"Wajah putih, mata biru tua, dengan rambut style keren, tubuh ideal, dan tinggi seperti tiang listrik," ucapku

"Astagfirulloh"

"Kenapa Fan?"

"Lo gatau dia siapa?"

"Engga" ucapku datar

Sebuah jetakan mendarat di kepalaku,

"Aw sakit Fani"

"Dia itu kak Kevin! Ketua basket itulo! Lo sekolah disini ga tau siapa ketua basketnya? Yaampun Revya, kebanyakan diem di toko bunga sih"

"Ohh" ucapku datar

Flowers of Love [ Tamat ]Where stories live. Discover now