BAGIAN EMPAT PULUH SATU

Start from the beginning
                                    

Berjalan menuju mobil tanpa rasa takut, bagaimana ia bisa takut? Bahkan CCTV rumah ini sudah di retas oleh seseorang yang berkhianat terhadap atasan mereka sendiri, demi dirinya.

Memaksa wanita ini untuk masuk ke dalam mobil. Alya cukup dibuat geram dengan sang empunya yang selalu memberontak sedari tadi.

Sret!

“Lo masuk. Lo aman!” tuding Alya dengan pistol yang ia pegang sedari tadi tepat di pelipis wanita ini. Sebelum kesabaran Alya habis, ia harus melakukan cara ini sebelum menghabisi sang empu sebelum mendapat siksaat darinya.

Tersenyum miring kala wanita itu mulai masuk dengan sendirinya. Alya tersenyum remeh, menatap rendah pada wanita tak tahu malu ini. Begitu berani berpura-pura memanfaatkan kesempatan dan menjadi Queen untuk mendapat apa yang ia mau, tapi. Karena disini Alya sudah ada, jangan harap wanita sampah ini dapat berbuat semaunya.

Setelah memastikan wanita ini sudah masuk dan duduk dengan wajah tegang. Alya segera berjalan memutar, mengambil tempat pada kemudi. Sebelum dirinya mulai menginjak pedal, melajukan mobil dengan kecepatan penuh.

“Bicara aja. Lo udah gak di neraka itu lagi.” suara Alya berhasil membuat wanita itu menoleh hanya sekedar menatap ia tajam. Dan apa Alya akan takut? Tentu saja tidak! Dalam kamus hidupnya. Takut tidak ada dalam kamusnya, ia tidak akan pernah takut pada apapun. “Kelingking sama jari manis gue,” gumam Alya kala matanya tak sengaja menatap tangan kirinya yang di balut oleh kaus tangan hitam. Menutup kecacatan yang ia punya akibat ulah si brengsek Cleo. Alya akan pastikan lelaki sialan itu akan menyesal atas apa yang sudah di perduatnya pada Alya.

Melihat lampu merah bukannya berhenti. Alya semakin mempercepat laju mobilnya, tak memperdulikan beberapa mobil dari belakang yang terus mengklakson mobil yang ia kendarai. Hingga dimana, Alya menginjak pedal secara mendadak, membuat mobil berhenti dengan mendadak yang mengakibatkan kepala wanita di sampingnya terbentur karena tidak seimbang.

Menoleh ke samping. “Sorry.” hanya itu kalimat Alya setelah berhasil melukai kening wanita itu hingga berdarah.

Setelah melihat lampu sudah berubah warna menjadi hijau. Alya kembali menginjak pedal gas untuk menuju tempat yang menjadi tujuannya saat ini. “Lo masih belum mau bersuara?” tanya Alya sinis.

Tak ada respon yang Alya dapat. Hal ini sukses membuat iblis dalam diri Alya bangkit. “Tsk! Tenang, nanti juga lo bakal bersuara setelah ini.” sinis Alya semakin mempercepat laju mobilnya. Hingga kini, mobil berhenti di sebuah arena balapan liar.

Keluar dari mobil. Alya mulai mengedarkan pandangannya untuk melihat seseorang yang telah membantu ia. “MAX!!” seru Alya berhasil membuat sang empunya menoleh, sebelum berjalan dan memeluk Alya kala pertemuan mereka sejak terakhir kali Alya menghilang.

“WOY! QUEEN OF REACHING KITA DAH BALIK!!” seru Max, cukup berhasil membuat orang disana menoleh dan berkerumun ke arah Alya berada.

“Kemana aja lo?!” suara itu cukup familiar dalam pendengaran Alya. Suara yang ia rindu, milik seorang pemuda yang sangat mengenal dirinya, lebih dari apapun.

“Lorenza Morelli Leonard.” ucap Alya mengembangkan senyum manisnya kala pemuda yang baru saja ia sebut nama lengkapnya itu kini mulai mendekat. Memeluk ia dengan intens. “Panggil lagi, aku kangen kamu. Alya Queenby Xivanya” ucap Lorenza dengan suara beratnya yang dalam. Mampu membuat hati Alya bergetar karenanya.

Obsesi Devil'sWhere stories live. Discover now