Bangkit

53 4 0
                                    

"Dek, omongan yang menjatuhkan itu ada untuk menguatkan. Jadi, bangkit dan buktiin ke mereka kalau kamu bisa."

- Mamah -

***


"Salmaaa ...."

"Salma ayo ngajii ...."

"Sal---"

Suara khasnya yang sedikit cempreng membuat Salma buru-buru keluar sembari menggunakan kerudungnya.

"Sek to Yu, aku denger kok." potongnya, ia hanya menyembulkan kepalanya dipintu.

Ayu menyengir sebagai balasan, dia datang bersama teman-teman yang lain.

Mentari sebentar lagi terbenam, adzan maghrib akan segera berkumandang, Salma kembali aktif mengaji setelah sekian lama kegiatan itu ditinggalkan.

"Tunggu bentar,"

Mereka mengangguk.

Salma membawa tas kecil dan mukenanya, ia menghampiri kedua orang tuanya.

"Pah, Mah berangkat dulu," pamitnya seraya mencium tangan.

"Ndak bareng Mas-mu dek?" tanya mamah.

Ia menggeleng, "Salsa berangkat sama temen-temen aja, Mas Kelvin mandinya lama," jawabnya.

"Oh yo wes,"

Salma kembali mengulurkan telapak tangannya yang disambut tatapan heran dari sang ibu.

"Opo toh? Tadi kan udah salimnya,"

"Mau jajan," ujarnya sedikit manja.

Ketika berangkat atau sepulang mengaji ia pasti selalu mampir ke warung yang berada diseberang Masjid bersama temannya, memang itulah kegiatan rutinnya.

"Yaudah jajan aja," kata mamah santai, menghiraukan rengekan anak bungsunya yang sedikit kesal.

"Ih mamah,"

Sang ibu terkekeh.

"Minta uangnya," lanjutnya.

"Minta papahmu sana," suruh mamah.

Tangan Salma beralih pada sang ayah, "Pah," ucapnya memelas.

Papah menggeleng-gelengkan kepalanya, "Kamu ini jajan mulu," omelnya, tapi tangannya tetap bergerak mengambil dompet disaku belakang, mengeluarkan uang berwarna kuning dan ditaruh ditangan Salma.

"Gapapa biar kayak papah," sembari mengembungkan kedua pipinya, Salma meledek pipi sang ayah yang lumayan berisi.

Papah melotot, "Heh!"

"Assalamualaikum,"

Salma tertawa sambil ngacir keluar sebelum diamuk papahnya, mamah ikut menyemburkan tawanya.

"Anakmu tuh,"

***

Setelah pulang dari mengaji, Salma menyibukkan dirinya dengan menonton televisi sambil mengunyah kue soes cokelat kesukaannya, ketika sedang iklan tak sengaja ia melihat audisi menyanyi kembali digelar namun kali ini bukan ajang yang pernah ia ikuti.

"Apa aku ikut lagi aja ya?" gumamnya.

"Gak ada salahnya kan buat coba,"

Salma beranjak dari tempat duduk, ia pergi ke teras menghampiri mamah dan papah yang tengah bersantai diluar sambil menikmati malam. Tiga kursi dengan meja ditengah-tengah membuat Salma duduk diantara mereka, ia ikut masuk dalam obrolan.

"Pah, Mah, Salsa mau ikut kompetisi lagi boleh?"

Ia mengutarakan keinginannya pada papah mamah, kali ini bukan papahnya yang menawari tapi Salma sendiri yang berinisiatif.

Keduanya menatap Salma, "Serius?" tanya papah.

Salma mengangguk mantap, "Salsa mau nerusin perjuangan Salsa lagi, Salsa pengen kali ini dapet hasil yang lebih dari kemarin. Salsa gak mau perjuangan Salsa berhenti gitu aja,"

Ia menatap mata kedua orang tuanya dengan penuh yakin, "Salsa mau buktiin ke semua orang kalau Salma Salsabil anaknya Papah Demis ini mampu."

Papah tak bisa lagi menahan senyumnya melihat tingkah Salma, ia mengacak-ngacak rambut anaknya gemas.

Kedua orang tuanya mendukung penuh usaha anak bungsunya, senyum Salma kembali terbit hingga kedua matanya menyipit seperti bulan sabit, kali ini ia harus berusaha maksimal lagi dan tak boleh mengecewakan orang tuanya.

"Anaknya papah doang nih?" mamah pura-pura merajuk.

Salma menoleh, "Sama mamah Ita dong," balasnya bersemangat.

Semuanya terkekeh atas sikap Salma yang pandai mencairkan suasana.

***

Selamat harii rabuu buat para Salmine dan temen temen PaNaRoMa yang setia menungguuu

Maafin yakk kalo lama up hehe

Kalo diantara kalian nanya kenapa aku bikin cerita yang tokoh utamanya Salma Salsabil aja, karena sosok Salma slalu jadi inspirasiku dalam gapai cita-cita, perjuangan sama kerja kerasnya tuh bikin aku kagum, serius ✌

Aku juga mau ucapin terimakasih buat para pembaca yang masih setia menetap disini, kalo ada kritik dan saran boleh kalian keluarkan gess

Selalu dukung Salma dan karyanya ya, lope lope sekebonn

Salam jauh

Airin

Salma SalsabilWhere stories live. Discover now