Lady Rocker

49 4 0
                                    

"Tiada hal yang paling indah selain memiliki teman yang selalu mengerti keadaan kita."

- Salma Salsabil -

***

"Kamu kenapa Sal?"

Diruang wadrobe terdapat Salma yang tengah asyik duduk didepan cermin, bahunya dipegang oleh seorang gadis seusianya dengan rambut panjang dihiasi bando.

Dia, Agatha Chelsea.

Salma menoleh mengadahkan kepalanya pada seseorang yang berdiri disampingnya, "Eh, gapapa," jawabnya sedikit kikuk.

Chelsea terdiam sejenak, memandangi wajah Salma yang beda dari biasanya. "Aku gak yakin kalau kamu gapapa," ujarnya.

Salma tak pandai berbohong dihadapan gadis asal Bandung itu yang sudah menjadi teman dekatnya selama karantina berlangsung, sambil menunduk ia menghembuskan napas berat.

"Penampilanku kurang, Chel."

Flashback On.

Riuh tepuk tangan menggema memenuhi satu studio setelah Salma selesai menyanyikan lagu dengan sangat apik.

Ia tampil dengan baju putih lengan pendek yang dipadukan rok, penampilannya semakin menggemaskan ketika ia tampil beda dengan model rambut diikat ke samping dan poninya yang melengkung.

Salma tersenyum mendengar komentar dari juri, ciri khas suara timbre yang berat membuat ia mendapat gelar lady rocker cilik oleh Rina Nose.

Kini, giliran kak Winda yang berkomentar.

"Mengenai nyanyi, suara gak ada masalah ya sebenernya tapi kalau dipanggung enggak cuman suara aja sayang,"

Salma mengangguk samar.

Pembawaannya yang tegang membuat stage act dirinya menjadi kurang. Penggemar Salma begitu banyak, mereka memanggil bahkan meneriaki namanya tapi ia hanya fokus bernyanyi, tak memperdulikan samping kanan kirinya.

"Panggung ini kan rumahnya kamu, mereka udah dateng, disapa dong. Kalau dari aku stage actnya harus lebih dibenerin lagi ya,"

Salma hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Salma kenapa hari ini?" tanya kak Naga.

Sepanjang Salma bernyanyi, dinamikanya sudah luar biasa tapi sangat disayangkan tak ada ekspresi, tatapannya datar tidak seperti biasanya, terlihat kurang fokus.

"Jadi kan kalau nyanyi harus sinkron antara dinamika nyanyinya sama ekspresi diwajah kamu," ujarnya.

Salma hanya bisa mempertahankan senyum sembari mengangguk, ia sendiri juga tak tahu mengapa perform kali ini banyak sekali kekurangannya, dari segi lagu bahkan tak ada masalah baginya.

"Kak Ayu, Salma ini bisa main gitar," ucap kak Naga pada host diacara Idola Cilik ini.

"Oh ya? Coba-coba dong," pintanya.

Gitar yang sedari tadi berada disamping Salma langsung ia ambil dan disampirkannya pada bahu.

"Mau nyanyi lagu apa sayang?"

"Laskar Pelangi."

"Oke, ini dia Salma."

Ia mulai memetikan senarnya, semua penonton bahkan dewan juri ikut bernyanyi, hanyut dalam alunan indah suara Salma dan gitarnya.

Flashback Off.

"Aku bakalan pulang deh kayaknya," lirihnya.

"Sal, jangan ngomong gitulah," tegur Chelsea tapi Salma menghiraukannya.

"Chel, nanti kamu harus tampil yang bagus ya, jangan kek aku," katanya diiringi kekehan, terdengar sumbang ditelinga temannya.

"Salma!" kali ini nada bicaranya sedikit meninggi, ia tak suka bila Salma terus menerus pesimis.

"Sekali lagi ngomong gitu, aku centang,"

Salma tertawa.

Tapi tawanya perlahan mereda ketika Chelsea tanpa aba-aba mendekapnya hangat, menyalurkan rasa semangat.

"Kamu udah berusaha nampilin yang terbaik, Sal." ucapnya pelan, bagaimana pun juga ia tak mau kehilangan Salma.

Bahunya diusap lembut oleh tangan kecil milik Chelsea, hatinya terenyuh mendengar kata-kata penenang yang keluar dari mulut teman satu kamarnya itu.

"Jangan patah semangat, Sal. Masih banyak fans kamu yang nungguin kamu tampil, kita berjuang bareng lagi ya."

Salma SalsabilWhere stories live. Discover now