P R O L O G

333 8 1
                                    


Dering nyaring pertanda panggilan masuk membuatnya sontak menoleh ke ponsel, tanpa berpikir panjang ia menggeser tanda hijau itu dan didekatkannya pada telinga.

"Assalamualaikum, apa kabar dek?"

Seseorang dari dalam telepon mulai menyapa, suara lembut yang selalu tiap hari ia rindukan dengan sebuah pertanyaan yang selalu sama membuat gadis berhijab hitam itu tersenyum.

"Waalaikumussalam, Mah, Alhamdulillah aku baik. Mamah sama Papah gimana disana?" kini giliran ia bertanya sembari mengangkat sendok, menyuapkan makanannya yang terakhir.

"Kami juga baik Alhamdulillah, kamu sudah makan?"

Ia bangkit berdiri membawa piring kotor ke wastafel sementara satu tangannya memegang ponsel, "Ini baru beres," jawabnya.

"Jangan sampai telat makan, kesehatanmu harus dijaga." ujarnya mengingatkan.

Meski tak terlihat oleh sang ibu, ia tetap mengangguk kecil. "Iya Mah siap,"

Tangannya bergerak mencuci piring sedangkan handphone ia tempelkan ke telinga dibantu bahunya.

"Adek kapan pulang?"

Helaan napas pelan ia hembuskan, baru saja minggu kemarin ia sengaja pulang untuk melepas rindu kini ibunya sudah menanyakannya kembali. "Nanti ya Mah kalau aku libur semester,"

Ia menyimpan piringnya ke rak, mengeringkan tangannya lalu memegang ponsel.

"Lama juga ... oh iya dek,"

"Kenapa Mah?"

"Mamah lihat audisi nyanyi lagi dibuka lho, dek."

Gadis yang kerap disapa Salma itu mendadak terdiam, membiarkan memori pahit naik mengudara. Pikirannya seketika penuh, haruskah ia bangkit kembali setelah sekian lama istirahat dari dunia musik?

Suara sang ibu membuyarkan lamunannya, "Cobalah kamu ikut, siapa tahu tahun ini rezekimu."

***


- 14 Maret 24

Salma SalsabilWhere stories live. Discover now