⋆༺ 20 - MY HEART BELONGS TO YOU

Mulai dari awal
                                    

Jeaven semula memandangi pergerakan Delacey, sebelum laki-laki itu melepaskan kaos hitamnya. Memperlihatkan badan atletisnya—perut kotak-kotak memesona terpancar jelas serta otot-otot bisep besar penuh urat yang dipamerkan. Menyisakan celana pendek sebagai bawahan, Jeaven turut masuk ke dalam kolam berenang. Menyusul pergerakan lincah Delacey yang kini mengapung di air jernih tersebut.

"Anjing!"

Delacey tersentak kaget ketika mendapati Jeaven tiba-tiba sudah ada bersamanya di kolam. Laki-laki itu tertawa seperti tidak berdosa sementara Delacey mendengus kesal. "Lo... ngapain ikut renang? Sana! Gue mau berenang sendirian."

"Gue ingin menemani Lady Delly berenang."

Memutar bola mata ke atas adalah reaksi Delacey. "Whatever, Son of bitch."

Lantas, perempuan itu berenang ke ujung barat untuk menjauh dari Jeaven, di mana awalnya posisi mereka ada di ujung timur. Jeaven menyeringai tipis kemudian tangan dan kakinya bergeser lincah, menyelam  menghampiri Delacey.

"Lo... ngapain ngikutin gue sih?!" decak Delacey menyadari lelaki itu senantiasa mengikutinya.

"Like what I said. I'll follow you wherever you go."

Delacey kembali merotasikan kelereng mata indahnya disertai desahan jengkel sampai pandangannya menuju ke arah tato akar pada tulang selangka Jeaven bagian kiri yang selalu menarik perhatian Delacey setiap kali Jeaven bertelanjang dada.

Saking intens Delacey memandang, sukses membuat Jeaven tersadar, "Kenapa?"

"Dulu gue pernah bilang pengen tatoin punggung gue dengan dewa telanjang tapi lo ngelarang. Bahkan lo bilang tato di tubuh itu cuma mengotori badan dan lo gak mau ngotorin tubuh lo dengan tato murahan itu," ujar Delacey, "Tapi sekarang lo tatoan. Sama sekali gak berpegangan sama omongan sendiri."

"Really? Gue pernah bilang kayak gitu?"

"Dih. Lo yang bilang sendiri, lo yang lupa."

Seperkian detik Jeaven bergeming. "Tato ini... ada artinya."

"Apa?" Delacey mengerutkan dahi tebal. "Apa arti dari tato akar murahan lo itu?"

"Artinya...." Jeaven menarik kedua sudut bibir. "Gue bakalan jawab setelah lo jawab pertanyaan gue tadi."

Delacey mengernyit lagi. "Pertanyaan? Pertanyaan tadi?"

"Di ruang kesehatan sekolah."

"Mau pacaran sama gue?"

Delacey terbelalak sempurna mengingat tawaran yang tadi dilontarkan oleh Jeaven di ruang kesehatan. Seketika wajah Delacey memerah layaknya udang direbus lama, ia memalingkan muka. "Don't... don't playing around! Gue bakal lupain apa yang tadi lo bilang di ruang kesehatan tadi."

"Kenapa dilupain?"

"Gue tau apa yang lo ucapin tadi cuma omong kosong. Sudahlah. Say no more."

Delacey sudah hendak berenang menjauhi Jeaven untuk menghindari obrolan serius yang sanggup membuat detak jantungnya berdenyut tidak normal, tetapi tangan besar Jeaven dengan cepat menahan bahu mulus Delacey. Perlahan tangan Jeaven memegang lengan Delacey—membantu memutari perempuan itu sehingga mereka kembali berhadapan satu sama lain.

"Apa yang gue ucapin tadi bukan omong kosong." Jeaven memasang raut wajah serius. "Gue bersungguh-sungguh."

Mata mereka yang saling bertemu, sanggup membuat Delacey membeku. Napasnya tertahan, sementara benda di dada kirinya senantiasa berdegup tidak normal. Situasi sekarang membuat Delacey sebentar lagi akan gila.

DELACEY & HER GUARDIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang